Nasional /
Follow daktacom Like Like
Senin, 06/08/2018 05:08 WIB

BMKG Cabut Status Peringatan Dini Tsunami

Bangunan roboh akibat gempa yang melanda Lombok, NTB, Ahad (29/7) (Istimewa)
Bangunan roboh akibat gempa yang melanda Lombok, NTB, Ahad (29/7) (Istimewa)
JAKARTA, DAKTA.COM - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa peringatan dini potensi tsunami Lombok telah resmi berakhir. 
 
Dalam keterangan persnya pada Ahad (5/8) malam, Dwi mengemukakan bahwa mereka mencatat adanya perubahan ketinggian air laut akibat gempa berkekuatan 7,0 SR hingga 50 cm sehingga mereka mengeluarkan peringatan dini tsunami. 
 
"Gempa Bumi yang baru saja terjadi berpotensi tsunami yang levelnya waspada atau level paling rendah, ketinggian maksimum gelombang tsunami hanya setengah meter atau 50 cm," papar Dwi. 
 
Namun status peringatan dini tsunami ini sudah mereka cabut, ketika mendapatkan laporan-laporan jika gelombang tsunami sudah terjadi di beberapa tempat. 
 
"Dari hasil observasi, telah terdeteksi gelombang tsunami di Desa Carik dengan ketinggian 13,5 cm dari rata-rata permukaan air laut. Kedua di Desa Badas dengan ketinggian 10 cm, berikutnya di Pantai Lombok sebelah Barat Daya dengan ketinggian 9 cm, serta tercatat di Benoa ketinggian 2 cm," tuturnya. 
 
Dwi menjelaskan meskipun ketinggian tsunami maksimal hanya 50 cm, tetapi hal ini tergantung pada bentuk topografi pantai karena dapat mengalami amplifikasi.
 
"Meskipun kurang dari setengah meter tapi tergantung pada topografi pantai, apabila pantai itu datar, atau bahkan ada cekungan, atau berupa teluk. Ketinggian yang kurang dari setengah meter ini bisa mengalami amplifikasi menjadi lebih," tutupnya. 
 
Sementara itu menurut data dari BNPB, hingga Senin (6/8) dini hari pukul 02.30 WIB tercatat sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat gempa, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan. Daerah yang terparah akibat dampak gempa adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram. 
 
Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, dari 39 orang meninggal dunia, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat sembilan orang, Lombok Tengah dua orang, Kota Mataram empat orang, dan Lombok Timur dua orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. **
 
Reporter :
Editor :
- Dilihat 780 Kali
Berita Terkait

0 Comments