Nasional / Hukum dan Kriminal /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 29/07/2018 10:42 WIB

Sang Alang: Polisi Tak Netral Terhadap Persekutor

Neno Warisman dipersekusi di Bandara Hang Nadim, Batam
Neno Warisman dipersekusi di Bandara Hang Nadim, Batam
BATAM, DAKTA.COM - Pengiat gerakan #2019GantiPresiden, Neno Warisman bersama Joni Alang atau yang akrab disapa Sang Alang serta rombongan dihadang oleh sejumlah massa saat tiba di Bandara Hang Nadim, Batam ketika ingin Tansyiah dan mendeklarasikan gerakan #2019GantiPresiden pada Sabtu (28/7) malam.
 
Hal ini dibenarkan oleh Joni Alang saat dihubungi Radio Dakta Ahad (29/7) pagi. Ia menjelaskan terkait kronologi terjadinya penghadangan terhadap dirinya dan Neno Warisman serta rombongan.
 
"Saya kaget setelah pesawat landing di gerbang, tidak biasanya banyak orang, tapi ini semakin ke sana tambah rame. Anehnya bandara merupakan tempat yang steril, tidak sembarang orang bisa masuk, tetapi kok ini bisa masuk, ada sekitar 60-80 orang yang berkumpul di pintu keluar bandara," jelas Sang Alang.
 
Ia mengungkapkan ada relawannya yang dipukul dan diduga dipersekusi oleh sekelompok massa tersebut.
 
"Ada relawan kami yg dipukul oleh mereka. Karena saat itu situasinya konyol, saya dan bunda (Neno) sempat disiagakan oleh tim Aparat bersenjata lengkap. Tetapi kalau saya sempat lolos," ucapnya.
 
Ketika itu, lanjutnya, ia ingin keluar dari bandara dan menunggu para relawan serta panitia di Batam, tapi tidak datang-datang. Kemudian menurutnya  beberapa polisi menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
 
"Antara polisi dan persekutor membuat saya bingung, karena polisi juga ikut ikutan seperti itu. Aparat berpihak kepada pasukan-pasukan perusuh itu, dan itu yang kami sesali. Kalo dia tidak berpihak, kenapa saya diseret-seret dan dimasukan ke dalam, kemudian saya dibentak-bentak. Harusnya mereka tugasnya mengamankan dan menjaga, justru mereka malah berpihak," ungkapnya.
 
Menurut penuturan Sang Alang yang ia dapat dari tim relawannya, sekelompok massa tersebut adalah Projo dan Banser.
 
"Massa datang dari Projo dan Banser, itu mereka. Kalau atribut hal itu yang lebih tau masyarakat, saya sebenarnya di dalam dan saya tanya ke tim. Kalau masyarakat Batam yang melakukan tidak mungkin, mereka kan orang Melayu tentu berpihak kepada kaum Muslimin," ungkapnya lagi.
 
Lebih lanjut, ia menceritakan kondisi pada saat itu seperti berperang, para Aparat membawa senjata lengkap sedangkan pihaknya merupakan warga sipil dan tidak bersenjata.
 
"Pas mau keluar bandara kami dihadang lagi oleh polisi-polisi seperti mau peranglah keadaannya, mereka bersenjata lengkap. Kayak mengahadapi Israel dengan orang-orang Palestina. Mencekam sekali," tuturnya.
 
Namun, ia menyampaikan walaupun kondisi Sabtu malam yang mencekam itu terhadap Neno dan rombongan, tetapi Pihkanya akan terus melanjutkan gerakan tersebut. **
 
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 5570 Kali
Berita Terkait

0 Comments