JAKARTA_DAKTACOM: Wasekjen PPP, Syaifullah Tamliha mengaku pesimis bahwa partainya akan menempuh jalur islah. Hal ini berkaca pada tidak melunaknya masing-masing kubu yang betikai.

"Saya lihat ini bagai air dengan minyak, sulit untuk bersatu. Karena keduanya masih belum menurunkan egonya masing-masing, saling merasa memegang kepengurusan yang sah" Syaifullah

Ia mengakui hingga kini belum ada titik terang kesepakatan damai/islah baik dari kubu Djan Faridz maupun Romahurmuzy (Romi) sehingga dikhawatirkan mereka tidak akan diperkenankan untuk mengikuti Pilkada serentak.

Syaifullah juga mengatakan adanya dualisme kepengurusan PPP ini juga membuat bingung para pengurus daerah yang ingin mengajukan calon mereka karena tidak tahu harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang mana.

"Yang kasihan kan yang di bawah ini pusing juga mereka ini mau ngajuin kemana. Ikut apa tidaknya PPP nanti di Pilkada mendatang tergantung kedua orang ini" jelasnya mengacu pada Djan Faridz dan Romi

PPP semakin terancam tidak dapat mengikuti proses Pilkada serentak yang akan mulai pembukaan pendaftaran pada bulan September mendatang. Pasalnya kedua kubu saling mengklaim sebagai kepengurusan yang sah. Hasil Muktamar Jakarta dengan kepemimpinan Djan Faridz telah memenangkan gugatan mereka di PTUN, sementara kubu Muktamar Surabaya juga merasa mempunyai pengakuan dari SK Kemenkumham.