Rabu, 30/05/2018 09:53 WIB
Indonesia Juara III Dunia Turnamen Panahan Tradisional
ISTANBUL, DAKTA.COM - Perkumpulan Olahraga Panahan Berkuda Indonesia atau KPBI berhasil membawa Indonesia Juara III dalam turnamen internasional panahan tradisional Fetih Kupasi Cup ke-6 di Istanbul Turki, 27-29 Mei 2018.
Fetih Kupasi Cup, adalah ajang turnamen panahan tardisional paling bergengsi. Event ini diikuti oleh 50 negara dengan 500 pemanah tradisional dari seluruh dunia. Jarak yang dipertandingkan 70 meter. Digelar setiap tahun oleh Pemerintah Turki, dalam rangka memperingati hari penaklukan Konstantinopel setiap tanggal 29 Mei.
Indonesia untuk kedua kalinya ikut dalam turnamen ini melalui KPBI, satu organisasi panahan tradisional dan panahan berkuda atau Horseback Archery di Indonesia.
Indonesia mengirim empat pemanah putra dan satu pemanah putri. Mereka Irvan Pani Mappaseng, Sandurrahman, Roy Ambar, Fahmi Ranggamurti, dan Ernita Susanti. Pada babak penyisihan Indonesia meloloskan Sabdurrahman dan Roy Ambar ke 16 besar. Tapi kedua wakil indonesia itu harus saling berhadapan untuk masuk babak 8 besar. Sabdurrahman lolos dan melaju ke babak 4 besar. Pada babak 4 besar Juara I dan II diperebutkan oleh Turki. Sedangkan Juara III diperebutkan Indonesia dengan Inggris.
Puncak final digelar pada, Selasa (29/5) bertepatan hari penaklukan Konstantinopel. Indonesia dan Inggris berhadadapan dengan dua jenis busur berbeda. Sabdurrahman menggunakan busur horsebow dengan teknik thumdraw (jempol) dan Leeankers dari Inggris memggunakan busur longbow dengan teknik three finger (tiga jari). Jarak yang digunakan 70 meter dengan 5 anak panah. Indonesia lolos memenangi pertandingan ini dengan memasukkan 2 anak panah. Sementara Inggris nol poin.
Sabdurrahman sendiri seorang pengusaha komputer di Langsa, Aceh Timur yang menjadi Ketua Cabang KPBI Aceh Darussalam. Prestasi wakil Aceh ini mengingatkan sejarah hubungan Aceh dengan Turki Ustmani. Itu juga yang jadi salah satu motivasi Sabdurrahman menjadi juara.
Dengan peringkat tiga dunia ini, posisi Indonesia sejajar dengan para pemanah tradisional dunia lainnya yang sudah lebih 20 tahun menggeluti seni panahan tradisional ini. Sementara di Indonesia baru empat tahun terakhir dikenalkan dan dikembangkan oleh KPBI dengan basis teknik seni memanah perdaban Islam. Baik teknik dan alat yang digunakan mengacu pada jenis panahan peradaban masa lalu, di zaman kejayaan Islam. **
Editor | : | |
Sumber | : | Sunaryo Adhiatmoko |
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
0 Comments