Keluarkan Myanmar Dari Keanggotaan ASEAN
JAKARTA_DAKTACOM: Aliansi Masyarakat dan Mahasiswa Peduli Rohingya mendesak ASEAN membuat komite khusus penyelesaian Rohingya dan mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN, jika tak segera menyelesaikan Rohingya.
Pernyataan itu disampaikan aktivis AMMPERA, Muhammad Anas, dalam relis yang dikirim ke dakta.com, Rabu (10/6/15), menyusul masih belum jelas sampai kapan pengungsi Rohingya berlangsung.
"AMMPERA menuntut, Indonesia dapat menekan pemerintah Myanmar agar dapat menyelesaikan kasus pengusngsi Rohingya dengan cepat, jika tidak, Myanmar dikeluarkan saja dari keanggotaan ASEAN" tegas Muhammad Anas.
Selain itu, AMMPERA juga mengajak eleman masyarakat untuk menyerahkan bantuan bagi pengungsi Rohingya baik melalui lembaga kemanusiaan maupun pemerintah.
Dijelaskan, ribuan muslim Rohingya dibantai, dibunuh, diusir, dan kini mereka terombang-ambing di lautan. 12.000 pengungsi Rohingya mencari perlindungan di Indonesia. Kabar terakhir, sekitar 600-an pengungsi kembali tiba di perairan Aceh setelah terombang-ambing di lautan berbulan-bulan lamanya. Mereka menderita kelaparan, kehauasan, kehilangan tempat tinggal dan sanak saudara.
"Mereka terusir dari kampung halaman mereka, Arakan Myanmar, dibunuh, dibantai, perempuan-perempuan mereka dinodai dan rumah-rumah mereka dibakar. Mereka tidak mendapatkan haknya sebagaimana manusia pada layaknya. Hidup tanpa tempat tinggal, tanpa pendidikan, tanpa air dan makanan, dan suara jeritan mereka tidak didengarkan. Ironisnya, pemerintah resmi Myanmar tinggal diam dan menutup mata dari kenyataan, tak peduli dengan nasib rakyatnya yang direnggut haknya oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Belum lagi dengan acuhnya negara ASEAN yang enggan membantu apalagi menampung mereka. Sungguh ironi, ketika negara-negara dunia termasuk di dalamnya negara-negara adidaya menolak penindasan dan perenggutan Hak Asasi Manusia, hanya saja mereka diam seribu kata terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rohingya." papar Muhammad Anas.
Isu Rohingya katanya bukan saja menjadi isu Agama, tapi ia juga isu kemanusiaan. Sebagaimana setiap manusia layak hidup merdeka, maka merekapun layak merdeka dan terlepas dari penindasan dan ketidakadilan. Maka aksi kemanusiaan yang kami gelar hari ini merupakan peringatan tiga tahun pembantaian Muslim Rohingya di Arakan, supaya dunia tidak lupa bahwa kemanusiaan masih ditindas dibelahan negeri Myanmar.***
Editor | : | |
Sumber | : | AMMPERA |
- Malaysia Cabut Kewajiban Penjatuhan Hukuman Mati
- Dua Orang Israel Tewas Ditikam Warga Palestina
- Malaysia Hapus Kewajiban Masker di Pesawat
- China Ancam Balas Dendam jika AS Jual Senjata Rp16 T ke Taiwan
- Takut China-Rusia, Jepang Ngebut Produksi Massal Rudal Balistik
- PM Jepang Copot Menteri yang Punya Hubungan dengan Gereja Unifikasi
- Junta Militer Myanmar Didukung Rusia, Apa Alasannya?
- Jokowi ke China Atas Undangan Xi Jinping
- Korut Hentikan Impor Produk Pencegahan Covid-19 dari China
- 47 Negara Desak PBB Segera Terbitkan Laporan Penyelidikan Xinjiang
- Jet Tempur China Jatuh
- India Berjuang Selesaikan Masalah dengan Dunia Muslim
- Ekstremis Hindu Mau Hapus Situs Muslim di India, Termasuk Taj Mahal
- AS akan Bertindak Tegas Terhadap Uji Coba Rudal Korut
- Palestina: Penggerudukan Al-Aqsa oleh Israel Tindakan Penistaan
0 Comments