Film 212 The Power of Love Bangkitkan Ghiroh Perjuangan Islam
BEKASI, DAKTA.COM - Aksi Putihkan Bioskop dalam rangka pemutaran perdana film 212 The Power of Love pada 9 Mei 2018 mendatang, menandakan kebangkitan ghiroh umat Islam untuk mendukung film positif. Film 212 The Power of Love mengabadikan aksi super damai dalam sebuah film epik. Sebab, aksi 212 kini menjadi kebanggaan umat Islam, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Bahkan ini menjadi salah satu sejarah bangsa.
Sutradara Film 212 The Power of Love, Jastis Arimba, berharap film ini bisa mewarnai industri film tanah air. Tidak hanya menghibur tetapi juga bisa menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
Dalam acara Gathering dan Silaturahmi Tim Film 212 The Power of Love, yang berlokasi di The Bellagio Boutique Mall Ballroom, Sabtu (28/4), Jastis mengatakan bahwa banyak tokoh publik, seperti Sandiaga Salahudin Uno, Ust. Bachtiar Nasir, Ust. Zaitun Rasmin, Bunda Neno Warisman, dan masih banyak lagi yang hadir untuk bersilaturahmi dalam acara itu.
"Sebenarnya latar aksi 212 merupakan tagline untuk film ini agar mereka yang ingin bernostalgia terhadap momen 212 bisa menonton di hari pertama. Apalagi, jumlah penonton di hari pertama sangat menentukan apakah sebuah film itu akan ditambah atau dikurangi waktu tayangnya," tutur Jastis.
Jastis menekankan, selain memutihkan bioskop, penonton bisa memurnikan dan memutihkan hati ketika menonton Film 212 The Power of Love ini serta yang paling penting bisa mendapatkan ibroh bagi kehidupan atau pelajaran yang berharga. Sebab, film ini sangat humanis dan related dengan kenyataan saat ini.
"Alhamdulillah Film 212 The Power of Love ini diperankan oleh banyak aktor yang luar biasa, yaitu Fauzi Baadila, Hamas Syahid Izzudin, kemudian ada aktor pendatang baru yang sangat mewarnai film ini, yaitu Adin Abdul Hakim dan aktor teater terbaik dari Lampung, Bapak Humaidi Abbas. Belum lagi banyak cameo papan atas yang ikut dalam produksi film ini," ungkap Jastis antusias.
Jastis mengaku, film ini juga terinspirasi dari para alumni 212 yang menjadi saksi sejarah. Kisah kisah personal para alumni 212 ini, kata Jastis, menjadi serpihan potongan film yang menarik untuk dirajut dengan alur cerita drama keluarga.
"Keputusan mengambil tanggal 9 Mei sebagai waktu pemutaran perdana film ini juga bukan kemauan pihak kami, melainkan pihak dari bioskop. Sejujurnya kami ingin film ini diputar saat Desember 2017 agar sesuai dengan momen reuni 212. Namun, qadarullah, saat itu produksi film belum selesai. Kami bersyukur 9 Mei 2018 malah sekaligus bisa menjadi kegiatan tarhib Ramadhan untuk menyambut bulan suci yang selalu dinanti umat Islam," pungkasnya.** (Tyas)
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Radio Dakta |
- PINTU Incubator Mempersembahkan Kurasi 7 Brand Fesyen Indonesia di Runway JF3 Fashion Festival 2022
- Gamelan Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
- Ini Temuan Sementara Tim Peneliti di Stasiun Bekasi
- Tujuh Sumur Tua di Kranggan Resmi Dijadikan Cagar Budaya
- Menpora Harapkan Milenial Lebih Mengenal Wayang Kulit
- Keren, Tari Topeng Bekasi Tampil di Pesona Nusa Dua Fiesta 2019 di Bali
- Pemkot Jaktim Gelar Kompetisi Seni dan Budaya Pelajar
- Pepadi Minta Pemkab Bekasi Fasilitasi Seni Pedalangan
- Budi Euy Dongeng Keliling 3 Provinsi
- Pemkab Bekasi Akan Inventarisasi Makanan Khas Bekasi
- BAZNAS Pamerkan Kerajinan Tangan Mustahik Ende
- Budayawan Harap Kota Bekasi Miliki Identitas Seni Budaya
- IKM Batik Indonesia Akan Pamerkan Produk ke Paris
- Pahami Trik Renovasi Rumah Agar Tidak Menguras Kantong
- Aktif Dukung Seni Budaya, Betawi BankIT Raih Penghargaan dari Lenong Denes
0 Comments