Jum'at, 27/04/2018 11:13 WIB
SOLUSI UI Dukung Puan Maharani Jadi Cawapres Joko Widodo
JAKARTA, DAKTA.COM - Sebagai salah satu Partai Politik (Parpol) Besar yang juga pemenang Pemilu tahun 2014 serta berpengalaman dalam strategi perpolitikan nasional, sudah sepantasnya PDI Perjuangan pimpinan Megawati Soekarno Putri mengusung kader terbaiknya menjadi calon presiden (Capres),atau wakil presiden (Wapres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Salah seorang kader terbaik PDI P saat ini yang pantas menjadi Capres ataupun Cawapres adalah Puan Maharani. Selain putri Sulung Megawati, Puan Maharani juga penerus trah Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia yang disegani dan dihormati masyarakat dunia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum perhimpunan masyarakat profesional muslim alumni Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Solidaritas Muslim Alumni UI (SOLUSI UI) Sabrun Jamil dalam diskusi politik "menuju Konvensi Capres SOLUSI UI 2019" kemarin, Kamis (26/4) di Jakarta. Hadir di acara tersebut antara lain Sekretaris Jenderal (Sekjen) SOLUSI UI yang pernah menjadi dosennya Puan Maharani di FISIP UI Eman Sulaeman Nasim, wakil ketua SOLUSI UI Ahmad Ghufron, pengurus SOLUSI UI Andi Kosala, Feisal Syahmenan, Suparlan, dan Djen Rizal
"Sebagai Parpol besar PDI P sudah sepantasnya mengusung kader terbaiknya untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara. Jangan hanya mendorong orang lain. Kalau mendorong orang atau kader lain regenerasi partai tidak berjalan dengan baik. Padahal dalam sistem politik, kaderisasi amat penting untuk dapat mendudukan orang-orang Parpol di posisi penting di negara ini. posisi penting harus diduduki oleh kader-kader yang berkualitas dan berintegritas, sehingga dapat membuat Parpol terus eksis didukung Kadernya dan menjalankan amanat rakyat. Di Pilpres mendatang alangkah bagusnya jika PDIP mendorong mbak Puan Maharani sebagai Capres atau cawapres mendampingi Jokowi," papar Sabrun Jamil.
Lebih lanjut alumni Teknik Sipil UI tahun 1983 ini menyampaikan, pihaknya mendukung pencalonan Puan Maharani sebagai Capres atau Cawapres, selain sesama alumni Universitas Indonesia, juga kapasitas Puan Maharani sebagai politisi yang berpengalaman. Selain belasan tahun jadi anggota DPR RI, pernah menjadi Ketua Fraksi PDIP juga menjadi Menteri Kordinator yang membawahi sembilan kementrian. Sehingga memahami permasalahan bangsa dan negara Indonesia saat ini dan yang akan datang.
"Untuk mengembalikan marwah PDI P sebagai Parpol Besar, sudah sepantasnya puan Maharani didorong menjadi Presiden berpasangan dengan Pak Airlangga Hartarto, ketua umum Partai Golkar sebagai Cawapresnya. Atau mbak Puan Maharani berpasangan dengan pak Joko widodo. Bukankah menurut berbagai survei, pak Joko widodo tingkat elektabilitasnya tinggi. Nah ini menjadi kesempatan emas buat PDI P mendorong puan Maharani, sebagai wakil Presiden," jelas Sabrun Jamil.
Menurut Sabrun Jamil, saat ini Parpol pengusung Joko Widodo semuanya berharap ketua umum Parpol mereka diangkat menjadi Cawapresnya. Sementara posisi Cawapres hanya satu. Daripada para Ketua umum Parpol pengusung Joko Widodo pecah kongsi karena rebutan kursi Wapres. Lebih baik, posisi Wapres diberikan kepada Puan Maharani, Parpol terbesar yang telah berjasa mengusung Joko widodo hingga menduduki kursi Presiden pada Pilpres 2014-2019.
Mahasiswa Cerdas
Ditempat yang sama, Sekjen SOLUSI UI Eman Sulaeman Nasim menuturkan, dari kemampuan intelektualitas Puan Maharani tidak diragukan. Hal ini terbukti ketika Puan menjadi salah seorang mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya.
"Tahun 1996 mbak Puan mengambil mata kuliah yang saya bimbing di FISIP UI. Mata kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi. Beliau mendapatkan nilai yang bagus karena kualitas beliau tidak diragukan. Beliau cerdas hanya pendiam. Mungkin karena saat itu era orde baru. Karena itu saya yakin dalam kepemimpinan nasional kualitas mbak Puan tidak diragukan. Hanya perlu pelatihan di bidang komunikasi publik. Agar pidato dan sambutan-sambutannya lebih memukau publik," kata mantan dosen Metode Penelitian Komunikasi FISIP UI.
Eman Sulaeman Nasim yakin, seiring dengan perjalanan waktu, kemampuan public speaking Puan Maharani akan semakin matang. Bukan tidak mustahil kelak dia dapat mengikuti jejak sang kakek menjadi orator ulung, singa podium yang dikagumi masyarakar dunia asalkan terus mendampatkan bimbingan dari pakar komunikasi.
"Semuanya berproses. Tapi proses yang sudah dilalui mbak Puan Maharani luar biasa. Beliau sangat pantas mendampingi pak Jokowi menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Atau tampil menjadi orang nomor satu di Indonesia berdampingan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Sehingga peta perpolitikan nasional semakin meriah dan dinamis," tegas pendiri kantor konsultan strategic communication Indonesiachannel ini.
Baik Sabrun Jamil maupun Eman Sulaeman Nasim, meyakini inilah saat yang tepat PDI Perjuangan memunculkan kadernya untuk tampil di pentas memimpin bangsa dan negara Indonesia. Jika Pilpres 2019 tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong kader terbaiknya sendiri, PDI Perjuangan akan memerlukaan waktu sekitar 10 tahun lagi.
"Tujuan berpolitik adalah meraih kekuasaan. selanjutnya kekuasaan itu harus dimanfaatkan untuk membangun Bangsa, mensejahterakan rakyat, menegakan hukum dan keadilan. Saat ini adalah kesempatan emas buat PDIP mendorong kader terbaiknya, Puan Maharani meraih dan duduk di kursi puncak kepemimpinan nasional. Mbak Puan dan ibu Megawati sudah berjuang membesarkan PDI P, maka kesempaatan emas ini harus diberikan kepada kader terbaik pasangan Megawati dan Alm Taufik Kiemas, sekaligus melanjutkan perjuangan Bung Karno. tentunya untuk membangun Bangsa dan membesarkan Partai PDIP yang sudah dibangun Megawati dari bawah. Jangan diberikan ke kader Parpol lain," saran Sabrun Jamil. **
Editor | : | |
Sumber | : | Solidaritas Muslim Alumni UI (SOLUSI UI) |
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
0 Comments