Selasa, 17/04/2018 12:45 WIB
PP Muhammadiyah Desak PBB Selesaikan Konflik Suriah
JAKARTA, DAKTA.COM - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mendesak dewan keamanan PBB segera menggelar sidang darurat untuk membahas konflik kemanusiaan di Suriah.
Dalam konferensi persnya siang ini, Mu'ti menyatakan masalah kemanusiaan di Suriah harus menjadi perhatian dunia internasional terutama bagi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
"PBB harus lebih serius untuk memaksa semua pihak mematuhi resolusi dan juga kesepakatan-kesepakatan yang sudah ada karena selama ini menurut saya langkah-langkah itu belum cukup serius untuk dilakukan, persoalan Suriah ini harus diangkat menjadi persoalan bagi masyarakat dunia," papar Mu'ti di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (17/4).
Pasalnya jika dibiarkan, lanjut Mu'ti, konflik di Suriah ini akan merembet kepada sejumlah aspek lain.
"Misalnya masalah pengungsi Suriah yang sekarang ini menjadi persoalan serius, baik hubungannya dengan keadaan mereka secara kesehatan maupun juga persoalan-persoalan lain yang berkaitan dengan hak asasi manusia," imbuhnya.
Mu'ti juga menegaskan jika konflik di Suriah ini bukanlah merupakan konflik agama melainkan murni tentang politik antara rezim yang pro pemerintahan dengan faksi yang ingin menggulingkan Bashar al-Assad.
"Oleh karena itu maka kami mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk segera mengambil sikap terutama melalui PBB dan juga komunikasi politik dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik itu," tutupnya.
Sebagai informasi, pada Jumat (13/4) serangan udara dilancarkan oleh Amerika serikat, Inggris, dan Perancis di kota Douma, wilayah Ghouta Timur, Suriah. Mereka beralasan serangan ini mereka lancarkan sebagai respons atas dugaan penggunaan senjata kimia militer Suriah terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
Namun sejatinya konflik di Suriah ini mempertemukan kepentingan politik antara dua kekuatan poros utama dunia yakni Amerika Serikat dan sekutunya seperti Inggris dan Perancis dengan Rusia bersama Iran dan China. Akibatnya ribuan masyarakat sipil di Suriah harus menanggung penderitaan akibat konflik kemanusiaan yang hingga kini belum usai.
Reporter | : | |
Editor | : |
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
0 Comments