Jum'at, 06/04/2018 09:50 WIB
Kebocoran Data Facebook, Kemungkin Terjadi pada Aplikasi Lain
JAKARTA, DAKTA.COM - Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha, mendesak pemerintah untuk bersikap tegas pada Facebook terkait kebocoran data para pengguna sosial media tersebut.
Dalam keterangan persnya pada Jumat (6/4), Pratama mengatakan pemerintah melalui Kemenkominfo dapat menggunakan momentum ini untuk mendesak Facebook membuka server di tanah air, karena ini sangat erat kaitannya dengan keamanan data para penggunanya.
"Facebook telah secara sadar membagi data mereka ke Cambridge Analytica dan satu juta orang data pengguna tanah air yang diambil bukan angka yang kecil. Ini adalah fenomena gunung es, saat masyarakat kita banyak menggunakan layanan asing dan datanya disalahgunakan,” terang chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.
Isu keamanan data pengguna sudah sejak lama dikritisi. Menurut Pratama sangat memungkinkan kebocoran data pada aplikasi lain, karena ini sangat erat dengan keamanan data pengguna.
“Sangat terbuka kemungkinan hal ini juga dilakukan aplikasi dan layanan internet lainnya. Karena itu pemerintah harus bekerja keras agar mereka ini bisa mematuhi aturan yang ada di tanah air. Membangun server di tanah air adalah kewajiban bagi perusahaan teknologi besar seperti facebook dan Google, apalagi mereka memanen begitu banyak data dari masyarakat,” terangnya.
Pratama menjelaskan dalam kasus Facebook, sebenarnya pengambilan data dilaksanakan tersistematis. Salah satu pintu masuknya adalah para pengguna Facebook yang menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk bermain kuis maupun game.
“Seringkali kita temui di Facebook ada aplikasi, kuis dan game. Darisanalah Cambridge Analytica masuk dan mengambil data. Karena itu setting privasi relatif tidak berguna saat pengguna masih terhubung dengan layanan pihak ketiga di Facebook. Pengguna bisa masuk ke setting dan menghapus semua layanan pihak ketiga tersebut agar lebih aman,” jelasnya.
Sebelumnya dikabarkan sebanyak 87 juta data pengguna Facebook telah diambil dan diolah oleh Cambridge Nalytica, dimana lebih dari satu juta diantaranya adalah data pengguna Facebook di Indonesia.
Diketahui Facebook juga tidak hanya mampu mengintip data kontak telepon penggunanya, bahkan juga bisa melihat isi percakapan pada Facebook Messenger. Dengan fakta ini publik kini mempertanyakan sejauh mana keamanan dan jaminan privasi Facebook, apalagi platform lain Whatsapp dan Instagram juga saat ini berada di bawah naungan Zuckerberg.
Reporter | : | |
Editor | : |
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
0 Comments