Nasional /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 04/04/2018 13:20 WIB

Ahmad Doli: Puisi Sukmawati Mencederai Kehidupan Berbangsa

Ahmad Doli Kurnia selaku Presidium Majelis Nasional Kahmi
Ahmad Doli Kurnia selaku Presidium Majelis Nasional Kahmi
JAKARTA, DAKTA.COM - Ahmad Doli Kurnia selaku Presidium Majelis Nasional Kahmi, sangat menyayangkan Puisi yang dibawakan oleh Sukmawati, karena ditengah-tengah pendinginan dan penciptaan suasana ke arah yang lebih kondusif serta pemulihan kembali situasi bangsa pasca Pilkada DKI Jakarta Kemarin mengundang isu SARA kembali.
 
“Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba lahir puisi yang seolah mengundang kembali suasana pertentangan antara ke-Islaman dan ke-Indonesiaan,” Ahmad ucap dalam rilsinya 
 
Ia mengatakan, parahnya puisi kontroversial itu datang dari anggota keluarga yang selama ini dihormati sebagai Bapak Bangsa.
 
“Indonesia yang dilahirkan oleh Bung Karno dan founding father lainnya adalah Indonesia yang didasari oleh nilai-nilai Ke-Tuhanan, Ke-manusiaan, dan Kebersamaan yang saling menghargai dan menghormati keberagaman dan perbedaan,” katanya.
 
Ia menambahkan, nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan adalah doktrin yang satu dan tak terpisahkan dalam berkomitmen dan melakukan seluruh peran, kontribusi, serta aktivitasnya sebagai anak bangsa. 
 
“Kami akan selalu menjadi yang terdepan menjaga apabila ada kekuatan-kekuatan yang berupaya memisahkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan,” tegasnya.
 
Dan itu semua, lanjut Ahmad Doli, berlaku untuk setiap aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Seluruh pemikiran, ucapan, prilaku, tindak tanduk sebagai anak bangsa haruslah mencerminkan pengembangan kehidupan yang damai, harmonis, rukun, dan tenteram berbasis nilai-nilai religiusitas dan kebudayaan Indonesia. 
 
“Apa yang telah dilakukan oleh ibu Sukmawati adalah sesuatu yang dapat menciderai kehidupan yang sejak awal dibangun oleh orang tuanya. Apa yang disampaikan oleh ibu Sukmawati tidak ada hubungannya dengan pertentangan seni, budaya, dan politik. Apa yang disampaikan ibu Sukmawati adalah sesuatu pemikiran yang justru keliru, bertentangan, dan berbahaya bagi ke-Indonesiaan,” Jelasnya. 
 
“Oleh karena itu, langkah bijak yang harus dilakukan oleh ibu Sukmawati adalah introspeksi diri serta memohon maaf kepada rakyat Indonesia, sebagai kesatria dan negarawan seperti sang Proklamator, ayahnya,” tutupnya.
 
Editor :
Sumber : Presidium Majelis Nasional Kahmi
- Dilihat 812 Kali
Berita Terkait

0 Comments