Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 25/03/2018 13:21 WIB

Rayakan Milad Ke 23, Pinbuk Gelar Silatnas

Ketua Pinbuk Alischan Burhan saat memberikan sambutan
Ketua Pinbuk Alischan Burhan saat memberikan sambutan
BEKASI, DAKTA.COM - Pusat Inkubasi Usaha Kecil (Pinbuk) menyelenggarakan Workshop Nasional Pemberdayaan Bisnis dan Keuangan Mikro Syariah di Era Digital. Bertempat di Asrama Haji Pondok Gede pada Jumat (23/3/).
 
Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi nasional (Silatnas) antara Pinbuk dengan Penggiat Ekonomi Mikro Syariah (BMT/KSPPS/LKMS).
 
“Bersyukur di tahun 2018 ini Pinbuk telah lebih dari 23 tahun berkhidmat kepada negeri. Pinbuk didirikan pada 13 Maret 1995, oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI, MUI dan ICMI), sebagai lembaga pengembangan BMT yang sebelumnya merupakan Unit/Bidang dari ICMI setelah sebelumnya lCMl telah mendirikan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Indonesia pada tahun 1990,” terang Ketua Umum Pinbuk, Aslichan Burhan.
 
Burhan melanjutkan, Pinbuk sebagai lembaga pengembang swadaya masyarakat (LPSM) berperan untuk menggalang kesadaran masyarakat dalam membangun kemandirian sosial ekonomi melalui kelembagaan Baitul Maal wat Tamwil sebagai Koperasi atau lembaga keuangan Mikro Syariah.
 
Pinbuk sendiri selama ini memfasilitasi para penggiat usaha dalam bentuk pelatihan atau pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia, pengembangan kapasitas kelembagaan, pengembangan aplikasi teknologi informasi serta akses penguatan permodalan.
 
“Pendekatan pengembangan BMT bisa berbasis ”swadaya masyarakat” (masyarakat membangun) dan berbasis ”program” yang melibatkan masyarakat (membangun masyarakat). Beberapa contoh pengembangan BMT berbasis program seperti TKPMP-BMT, P3T, BMT Trans, BMT Kube, BMT/LKMA, BMT Agam Madani, KSPPS Padang Amanah Sejahtera, BMT/LKMS Bank Wakaf Mikro, dan lain sebagainya,” imbuh Burhan.
 
Burhan mengakui sejalan dengan perkembangan zaman, hari ini semacam ada tuntutan untuk menjawab tantangan zaman, di antaranya yang pertama, tantangan Perspektif Syariah, di mana praktik ekonomi syariah masih didominasi sektor keuangan dan praktik keuangan syariah masih didominasi akad jual beli murobahah (perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah).
 
“Atas tantangan itu, maka dalam workshop ini kita menghadirkan berbagai praktik syariah di sektor bisnis ritel seperti peternakan ayam ada Pak Hidayaturrahman dengan akad mudhorobah (bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal) menggalang ribuan investor shohibul maal mengelola lebih dari 1 juta ekor ayam petelur; Retail ada retail dan pengembangan lahan atau properti yang berbasis syariah. Demikian juga Kang Aka Bonanza dari Kopontren dengan Qini Mart hadirkan materi-materi untuk mengamankan akad yang sifatnya akad akad syariah yang hybrid yang diperlukan untuk kondisi saat ini,” lanjut Burhan.
 
Yang kedua adanya tantangan distrupsi keuangan di era digital. Saat ini keuangan di era digital, maka Pinbuk juga menghadirkan solusi atas tantangan itu berupa bagaimana layanan BMT berbasis Mobile (BMT Brancless atau BMT Corner) sebagai jawaban atas tantangan brancless banking dan juga ada Digital Community atau digital ecosystem.
 
“Tantangan ketiga adalah persoalan SDM dan Kompetensi. Dan juga tantangan persatuan gerakan (kejamakan). Maka Hari ini dengan silatirahim kita harapkan ini menjadi salah satu jawaban,” tukasnya.
 
Reporter :
Editor :
- Dilihat 2306 Kali
Berita Terkait

0 Comments