Olahraga / Nasional & Internasional /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 18/03/2018 11:57 WIB

Benteng Terakhir Merah Putih

AFP/PAUL ELLIS
AFP/PAUL ELLIS
INGGRIS_DAKTA_COM: GANDA putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, membuka pe-luang untuk mempertahankan gelar di turnamen All England 2018 BWF World Tour Super 1000. Pasangan peringkat satu dunia tersebut berhasil melangkah ke partai puncak setelah menyudahi perlawanan ganda Denmark, Mads Conrad Peter-sen/Mads Pieler Kolding dengan skor 21-11, 21-19 di Arena Birmingham, Inggris kemarin.
 
Mereka pun menjadi satu-satunya harapan Indonesia untuk membawa pulang gelar kejuaraan bulu tangkis tertua dan sekaligus paling bergengsi tersebut ke Tanah Air. Pasalnya, para pebulu tangkis Merah-Putih lainnya sudah bertumbangan.
 
Duo Mads, yang selalu takluk dalam empat pertemuan terakhir dari Kevin/Marcus, tidak dapat berbuat banyak di gim pertama. Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan Mads/Mads pada gilir­annya memudahkan jalan Kevin/Marcus.
 
Sayangnya di gim kedua, Ke-vin/Marcus dirugikan oleh keputusan wasit yang menyatakan raket Kevin mengenai shuttlecock yang jatuh di sisi kanan lapang­an. Kevin yang merasa posisi tubuhnya jauh dari shuttlecock tersebut merasa dirugikan.
 
Ia sudah yakin shuttlecock akan jatuh di luar lapangan sehingga memutuskan tidak akan mengambil shuttlecock tersebut. Hal itu terjadi saat posisinya membelakangi wasit sehingga tampaknya wasit tidak melihatnya.
 
“Masih banyak yang perlu diperbaiki, kami masih banyak melakukan kesalahan-kesalahan tadi. Di gim kedua kami sedikit terganggu waktu dinyatakan fault, padahal kan jauh banget. Shuttlecock-nya goyang pun tidak, wasitnya bilang katanya fault, tetapi ya sudah, dibilang kena raket,” ujar Kevin setelah pertandingan.
 
Hal itu memang mengganggu konsentrasi Kevin/Marcus. Padahal, mereka sudah unggul 4-0 di awal gim kedua. Situasi ini dimanfaatkan oleh Mads/Mads yang kemudian bangkit dan balik unggul 11-7 di interval gim kedua.
 
“Sebenarnya kami sudah ung­gul juga di awal-awal, tetapi waktu kejadian Kevin di-fault, kami juga bingung kan, kenapa? aneh, kami agak goyang sedikit sih,” timpal Marcus.
 
Kevin/Marcus masih menanti calon lawan mereka di babak final, antara pasangan unggul­an kedua dari Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, atau Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, pasangan asal Jepang yang membuat kejutan dengan lolos ke semifinal. Keduanya masih bertanding saat berita ini diturunkan.
 
Tetap optimistis
Meski pulang tanpa gelar di All England 2018, ganda campuran Indonesia tetap menargetkan hasil maksimal di Asian Games 2018. Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky mengaku yakin anak-anak didiknya akan menyumbangkan gelar bagi Merah Putih di multiajang terbesar se-Asia tersebut.
 
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir masih menjadi pasangan utama yang ditargetkan memboyong emas. Indonesia pun sempat menaruh harapan pada Hafiz/Gloria dan juga Praveen Jordan/Debby Susanto yang melaju ke perempat final. Sayangnya, di babak 8 besar tersebut, perburuan gelar keduanya harus berakhir.
 
“Tidak gagal total karena All England itu memang bukan target utama, mengingat pasangan yang main Hafiz/Gloria merupakan pemain pelapis dan khusus Hafiz ini ialah All England pertamanya,” ujar Richard. (R-2)
Editor :
Sumber : mediaindonesia.com
- Dilihat 10177 Kali
Berita Terkait

0 Comments