Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 25/02/2018 22:45 WIB

Menilik Pengembangan Kota-kota Baru di Pinggiran Jakarta

Pembangunan Kota Meikarta
Pembangunan Kota Meikarta
JAKARTA_DAKTACOM: Beban Jakarta sebagai kota metropolitan dan sekaligus sebagai pusat pemerintahan di Indonesia semakin berat. Akibatnya, banyak menimbulkan permasalahan-pemasalahan mulai dari kemacetan lalu lintas dan permasalahan sosial lainnya.
 
Untuk mengurangi beban, kota-kota baru mulai berkembang di pinggiran Jakarta. Di Barat Jakarta misalnya sudah berkembang BSD City, Alam Sutera, Summarecon Serpng dan Gading Serpong. Sementara di wilayah Timur ada Summaecon Bekasi, dan di Selatan ada Sentul City.
 
Wakil ketua umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Hari Gani mengatakan, kota-kota baru di sekitar Jakarta akan terus bertambah ke depan untuk mengurai kepadatan yang di ibu kota. Setelah pengembangan kota Maja yang sedang berlangsung saat ini, wilayah yang propektif menjadi kota baru adalah di sekitaran Sukabumi.
 
"Pengembangan kota baru yang tepat adalah di sekitar pengembangan proyek infrastruktur. Menurut saya, kawasan ke arah Sukabumi akan semakin berkembang untuk properti sejalan dengan pembangunan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi," kata Hari baru-baru ini.
 
Hari menambahkan, selama ini, REI sudah banyak berkontribusi dalam pengembangan kota-kota baru di pinggiran Jakarta. Di kota Maja misalnya, anggota REI cukup banyak berpartisipasi dalam pengembangan kota tersebut. Menurutnya, REI telah mengembangkan 35 kota baru di Jabodetabek.
 
Salah satu pengembang, yang juga ingin mengembangkan kota baru adalah Waskita Realty. Perusahaan ini akan mengembangkan lahan seluas 350 ha di wilayah Bekasi. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan sebagai toll road city karena nantinya akan terintegrasi tol Tanjung Priok-Cibitung.
 
Bambang Rianto, Komisaris Utama Waskita Realty mengatakan, di lahan tersebut nantinya akan dikembangkan perumahan, proyek-proyek vertikal dan akan dilengkapi dengan fasilitas komersial.
 
Kemudian, ada PT Bukit Jonggol Asri yang berencana mengembangkan kota baru di Jonggol di lahan seluas 15.000 hektare (ha). Perusahaan ini sebetulnya telah mendapatkan surat keputusan dari pemerintah untuk mengembangkan kota baru di lahan seluas 30.000 ha, namun separuh lahan akan diperuntukkan sebagai lahan hijau.
 
"Pengembangaan Jonggol sebagai kota baru sudah diterbitkan lewat Keppres tahun 1997, namun sampai sekarang belum ada kegiatan. Dengan adanya rencana pemerintah untuk mengembangkan wilayah baru, kami siap berpartisispasi," kata Presiden Komisaris Group PT Bukit Jonggol Asri.
 
Tranggono mengatakan dari sekitar lahan 15.000 tersebut, sekitar 60% bisa dikembangkan menjaddi proyek-proyek properti. Menurutnya, kawasan Jonggol merupakan kawasan yang paling siap untuk mengurai kepadatan di Jakarta karena lahannya sudah mereka kuasai.
 
Dia menambahkan, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pengembangan infrastruktur jaalan muali dari Junggle Land hingga ke kota bunga. Perusahaan juga akan bekerjasama dengan Perumnas mengembangan 5.000 unit rumah tapak disana.
 
"Masterplan pengembangan Bukit Jonggol Asri sudah matang. Sejak Zaman presiden SBY sudah digagas untuk pengembangan infrastruktur di wilayah Jonggol tapi tidak terselenggara. Mudah-mudahan pengembangan ini bisa dilanjutkan kembali. Kemungkinan proyek jalan dari Hambalang -Jonggol-Gunung Mas-Cianjur ini akan dilanjutkan mengingat jalur Puncak sering terjadi longsor belakangan," tutur Tranggono.
 
Pengembang lain yang juga sedang mengembangkan kota baru di pinggiran Jakarta adalah PT Summarecon Agung Tbk (SMRA). Perusahaan ini mengembangkan kota baru di Karawang bertajuk Sumarecon Emerald dan juga di kota Bandung. Pengembangan kedua kawasan itu sudah dimulai sejak dua tahun yang lalu.
 
Sementara PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berencana untuk mengembangkan kota baru di wilayah Bandung Utara bertajuk Podomoro Park Buah Batu di lahan seluas 100 hektare (ha). Indra Antono, Wakil Direktur Utama APLN mengatakan proyek ini akan dirilis pada kuartal II-2018. Sekitar 10 ha dari kawasan nya akan dikembangkan menjadi area komersial untuk mendukung kawasan perumahan tersebut.
 
Kawasan residensialnya dan komersialnya akan dikembangkan masing-masing dalam tiga tahap. Tahap pertama, APLN akan mengembangkan residensial dari sepertiga lahan dengan total rumah sebanyak 1.000 unit. Sementara untuk total hunian yang akan dibangun untuk seluruh kawasan residensial ini ditargetkan bisa mencapai 3.000 unit.
 
Tahapan awal kawasan residensial juga akan dipasarkan secara bertahap pula. Tahap pertama, APLN baru akan meluncurkan 500 unit rumah tapak dalam tiga kluster yang akan dibanderol dengan harga mulai Rp 1,3 miliar.
Editor :
Sumber : kontan.co.id
- Dilihat 1682 Kali
Berita Terkait

0 Comments