Rabu, 14/02/2018 15:15 WIB
Garuda Indonesia Membidik US$ 54 juta dari Bisnis Non-Tiket
JAKARTA_DAKTACOM: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) semakin gencar mengembangkan bisnis non-tiket. Perusahaan menargetkan pendapatan non-tiket atau ancillary revenue meningkat 42,11% year on year (yoy) pada tahun ini.
Direktur Pemasaran dan TI GIAA Nina Sulistyowati mengatakan, pendapatan non-tiket diharapkan bisa mencapai US$ 54 juta hingga akhir tahun. Adapun di 2017 lalu, GIAA mencatat kenaikan pendapatan non-tiket sebesar 62% yoy. "Ancillary revenue kami naik menjadi US$ 38 juta tahun lalu," ujar Nina di Tangerang, Selasa (13/2).
Bisnis non-tiket baru memberikan kontribusi sekitar 2% terhadap pendapatan GIAA, Tapi Nina optimistis lini bisnis ini bisa tumbuh cepat. Bahkan di 2020, ia menargetkan pendapatan non-tiket mencapai US$ 100 juta.
Untuk mencapainya, GIAA menyusun beberapa strategi. Salah satunya ialah merambah bisnis e-commerce dengan menjalin kerja sama strategis dengan JD.id untuk mengembangkan GarudaShop.
Ini merupakan layanan belanja online yang memungkinkan para penumpang Garuda Indonesia membeli barang kebutuhan perjalanan dan merchandise Garuda Indonesia secara online. Nantinya, seluruh pengembangan situs serta promosi, akan dilakukan oleh JD.id
Nina mengatakan, lewat kerjasama ini, GIAA membidik pendapatan sebesar US$ 1 juta di tahun pertama beroperasinya GarudaShop. "Bahkan saya menargetkan pendapatan dari GarudaShop bisa tumbuh dua kali lipat di tahun kedua," ujar dia.
VP Loyalty & Ancillary GIAA Selfie Dewiyanti mengatakan, hal ini merupakan strategi business to business (B2B) yang dilakukan GIAA. Di sisi lain, GIAA juga akan mengembangkan bisnis non-tiket secara business to customer (B2C) dengan meningkatkan pendapatan dari pengelolaan bagasi. Sebab, bisnis ini memiliki kontribusi sekitar 40% dari total pendapatan non-tiket GIAA.
Pengembangan bisnis non-tiket ini juga sejalan dengan upaya GIAA memperoleh keuntungan di tahun ini. Maklum, usai banyak mengalami kerugian beberapa tahun belakangan, GIAA berharap bisa mulai mengantongi laba bersih US$ 8 juta hingga akhir tahun 2018.
"Selain meningkatkan ancillary revenue, kami juga melakukan efisiensi biaya operasi dan biaya produksi," tandas Nina.
Editor | : | |
Sumber | : | kontan.co.id |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments