Nasional / Lingkungan Hidup /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 07/02/2018 06:00 WIB

Dihantam Banjir & Longsor, Jawa Barat Siaga Satu

Pembersihan Tanah Longsor Bumiwaluya Cipendeuy Dipercepat
Pembersihan Tanah Longsor Bumiwaluya Cipendeuy Dipercepat
BOGOR_DAKTACOM: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Jabar telah ditetapkan berstatus siaga satu darurat bencana terutama di lokasi rawan seperti Bogor, Bandung, Cianjur, Garut, dan Sukabumi.
 
"Sesuai arahan BNPB [Badan Nasional Penanggulangan Bencana], sudah ditetapkan siaga satu darurat bencana terutama banjir dan longsor yang berlangsung sampai 31 Mei mendatang," kata Aher, sapaan akrab Heryawan, usai meninjau longsor di Riung Gunug, Puncak, Kabupaten Bogor, Selasa (6/2/2018).
 
Aher menyebutkan ada banyak titik rawan bencana di Jabar terutama Bandung, Bogor, Garut, dan Cianjur.
 
Menurutnya, Jabar hadir sebagai kawasan vulkanik muda yang subur tetapi rawan dengan bencana. Dengan demikian, masyarakat diimbau sadar diri, secara kultur tanah memang rawan longsor termasuk gempa yang merata terjadi di seluruh Pulau Jawa.
 
"Kami meminta masyarakat selalu waspada, hindari tempat rawan bencana. Jika kemudian sudah teridentifikasi bencana, silakan berkoordinasi dengan aparat terkait, ada satgas siaga di bawah BPBD," ucapnya.
 
Aher mengatakan longsor yang terjadi di beberapa lokasi terus ditangani, begitu juga mitigasi bencana terus dilakukan, sembari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama puncak musim hujan.
 
Terkait dengan longsor di Puncak, ada beberapa titik yang mengalami longsor sehingga mengakibatkan jalur Puncak tertutup untuk berbagai jenis kendaraan.
 
Upaya penanganan sangat tergantung pada cuaca, jika cuaca esok hari nisa panas, penanganan jalur Puncak akan lebih cepat.  "Tapi kalau hujan terus seperti saat ini, dan curah hujan di atas rata-rata akan sulit," ujar Aher.
 
Tapi, lanjutnya, Ditjen Perhubungan Darat telah menetapkan perbaikan ruas jalan yang tertimpa longsor akan berlangsung selama 10 hari. Adanya upaya tersebut perlu untuk disosialisasikan kepada masyarakat, karena akan mengakibatkan pergerakan barang dan jasa terganggu.
 
"Memang ada jalur alternatif di Sukabumi, ke Jonggol atau Padalarang. Tapi jalur Sukabumi sudah padat, jika ditambah lagi pengalihan arus," tuturnya.
 
Untuk karena itu, ujar Aher, tim akan terus bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan mitigasi bencana, khususnya upaya menormalkan jalur Puncak agar bisa dilalui.
Editor :
Sumber : antaranews
- Dilihat 13545 Kali
Berita Terkait

0 Comments