Benteng Menghadapi Liberalisme
JAKARTA_DAKTACOM: Krisis akhlak serta degradasi moral masih menjadi pekerjaan rumah terbesar yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia.
Hadirnya sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Islam yang kian menjamur di tengah masyarakat dianggap belum mampu menjawab persoalan pendidikan Islam. Permasalahan ini mengemuka dalam Seminar Nasional Pendidikan yang bertajuk “Liberalisasi Pendidikan di Indonesia” hari Sabtu, (23/05/2015).
“Pertanyaan itu akan berujung kepada apa tujuan pendidikan dalam agama Islam?” ungkap Dr Adian Husaini di hadapan peserta seminar.
Seminar nasional yang digagas oleh Program Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor ini menghadirkan Teuku Ramli Zakaria, Ph.D (Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan) selaku keynote speaker dan pembicara lainnya yaitu Dr. Adian Husaini (Ketua Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIKA) serta Dr. Erma Pawitasari (Kepala Unit Pengelola Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah Pascasarjana UIKA).
Adian menjelaskan untuk tetap mensyukuri keberadaan lembaga pendidikan Islam di negeri ini. Sebab ia termasuk aspek dakwah yang dipercaya dan masih diakui oleh seluruh masyarakat.
“Pendidikan adalah salah satu aspek dakwah yang patut dibanggakan dan disyukuri,” papar Adian menerangkan.
“Itu dibuktikan dengan minat serta pengakuan masyarakat terhadap sekolah-sekolah Islam yang ada,” imbuh Adian kembali.
Tapi kepercayaan umat tersebut, masih menurut Adian, tidak boleh membuat para pendidik dan lembaga pendidikan lalu terlena. Sebab di saat yang sama, arus liberalisasi pendidikan kian gencar merasuk ke setiap sudut ranah pendidikan.
“Jangan sampai orientasi pendidikan itu bergeser gara-gara penyakit hubbu ad-dunya (cinta dunia). Sekolah dan kampus lalu kehilangan ruh jihad dan berubah menjadi institusi bisnis,” ucap peraih penghargaan Buku Terbaik non Fiksi di Islamic Book Fair (IBF) 2006, lewat karyanya “Wajah Peradaban Barat”.
Dalam kegiatan yang digelar di Aula Prof. Abdullah Shiddiq, UIKA Bogor, Adian juga mengingatkan setiap orangtua agar berperan aktif dalam mendidik anak-anaknya. Sebab benteng terkuat dalam menghadang generasi arus liberalisasi dan sekularisasi tersebut tak lain dengan penanaman adab dan akhlak kepada setiap anak. Menurut Adian hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan dalam agama Islam, yaitu menjadi orang baik (to be a good man) atau mencetak manusia beradab (insan adabi).
“Akhlak ini luar biasa. Ia menjadi benteng bagi setiap keluarga,” ucap Adian.
“Tidak bisa menghadapi liberalisasi pendidikan ini kecuali dengan menyiapkan keluarga dan pendidikan adab di dalamnya,” pungkasnya.*
Editor | : | |
Sumber | : | Hidayatullah.com |
- Puasa Meningkatkan Iman dan Imun
- Bergerak Bersama dalam Pergerakan Membela Palestina
- Apa yang Dilakukan Makmum Ketika Imam Lupa Saat Shalat?
- Mengucap Salam, Amalan Mulia yang Kian Memudar
- Peliharalah Uban Sebagai Cahaya di Hari Kiamat
- Dahsyatnya Mengucap Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
- Jadilah Hamba Allah yang Bersaudara
- Pahala Membaca Surah Al Ikhlas
- Lamakanlah Ketika Rukuk dan Sujud
- Telat Shalat Subuh Karena Ketiduran, Harus Bagaimana?
- Doa Agar Dijamin Aman Keluar Rumah
- 5 Amalan Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
- Doa Terbaik di Hari Arafah dan Keutamaannya
- Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Arafah
- Pahala Shalat Istikharah
0 Comments