Usamah Hisyam: Media Islam Jangan Takut Lontarkan Kritik
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam meminta kepada media Islam untuk tidak takut melontarkan kritik atas sejumlah kebijakan yang dianggap tidak pro rakyat, khususnya menyangkut kepentingan umat Islam.
“Media Islam tidak perlu takut melontarkan kritik atas kebijakan yang kita anggap tidak pro dengan masyarakat, atau kepentingan umat Islam. Karena media dibentuk sebagai alat kontrol,” ujar Usamah di acara Munas Forum Jurnalis Muslim (Forjim) di Gedung PKK, Kebagusan, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2018).
Menurutnya, kritik yang dimaksud adalah kritik yang membangun, tidak menyerang orang secara pribadi, melainkan kebijakannya. Untuk itu dibutuhkan jurnalis muslim yang punya daya analisis yang kuat, serta kemampuan menulis hebat, sehingga benar-benar bisa melahirkan karya jurnalistik yang bisa dipertanggungjawabkan kebenaran datanya.
“Media Islam harus punya daya dobrak yang kuat. Untuk itu dibutuhkan seorang jurnalis yang punya daya kritis dan analisis yang kuat. Karena kata bisa menjadi senjata untuk mengubah dunia,” jelas Usamah
Mantan anggota DPR ini melihat media Islam masih kalah dari media-media mainstream. Bahkan lebih parahnya lagi banyak media-media Islam yang saat ini diblokir pemerintah. Padahal itu jelas bertentangan dengan UU Kemerdekaan Pers No 40 Tahun 1999.
“Ketika ada upaya dari oknum pemerintah yang ingin mematikan kebebasan pers, terutama tentang kebangkitan media Islam, di situlah dibutuhkan daya kritis dari seorang jurnalis muslim untuk melakukan kritik. Karena kalau bukan dari kita siapa lagi,” tuturnya.
Usamah adalah juru bicara Fraksi PPP di DPR pada tahun 1998 yang saat itu fokus memperjuangkan lahirnya UU Kemerdekaan Pers. Namun belakangan ia heran, kenapa umat Islam yang awalnya mempelopori lahirnya UU tersebut, saat ini justru umat Islam sendiri yang jadi korbannya. Terbukti dengan adanya kriminalisasi ulama, dan banyaknya media Islam diblokir.
Usamah yakin saat ini memang ada oknum yang tidak ingin menghendaki umat Islam bangkit terutama di wilayah kebangkitan pers. Padahal kata dia, sebagai umat mayoritas di Indonesia, ini bisa menjadi modal besar bagi munculnya kekuatan gerakan Islam yang dimulai dari media-media Islam.
Munas Forjim diadakan sampai Sabtu (6/1). Munas ini mengambil tema “Mengukuhkan Jurnalis Muslim Sebagai Agen Perubahan." Usamah berharap perubahan itu bisa benar-benar terwujud dengan lahirnya jurnalis-jurnalis Muslim yang punya kekuatan menulis yang hebat, dan daya kritis. (Albar)
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Obsessionnews.com |
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
0 Comments