Presiden Myanmar Tiba di Kualalumpur
KUALALUMPUR_DAKTACOM: Puluhan ribu warga suku Muslim Rohingya melarikan diri dari apa yang mereka sebut penindasan puluhan tahun di Myanmar, yang berpenduduk sebagian besar beragama Buddha, diharapkan akan menjadi pembicaraan pada kunjungan Presiden Myanmar Thein Sein.
Presiden Myanmar itu tiba di Kualalumpur pada Kamis dalam rangka lawatan kenegaraan yang pertama selama dua hari di Malaysia.
Ia akan mengadakan pembicaraan pada Jumat dengan timpalannya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Pemerintah Malaysia menyatakan kedua pemimpin itu akan membicarakan hubungan dwipihak serta masalah kawasan.
Malaysia adalah ketua tahun ini kelompok 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan tuan rumah temu puncak tahunannya, menggantikan Myanmar.
Myanmar merupakan mitra dagang ke-38 dunia Malaysia dan ketujuh di ASEAN, menurut data Malaysia.
Perdagangan dwipihak pada 2014 mencapai lebih dari Rp8,6 triliun berdasarkan nilai tukar saat ini.
Tapi, pejabat Malaysia menyatakan hubungan perdagangan tumbuh cepat dan menyatakan keinginan perusahaan Malaysia mengambil keuntungan dari keterbukaan Myanmar dengan masuk ke pasarnya.
Myanmar secara bertahap keluar dari berdasawarsa pemerintahan keras dan memulai perubahan demokratis, yang dipuji luar negeri, meskipun beberapa pengamat memperingatkan hal itu tampaknya mandek.
Ratusan ribu perantau Myanmar diperkirakan bekerja, banyak yang gelap, di Malaysia, yang lebih berkembang.
Puluhan ribu warga suku Muslim Rohingya melarikan diri dari apa yang mereka sebut penindasan puluhan tahun di Myanmar, yang berpenduduk sebagian besar beragama Buddha.
Pelarian warga Rohingya memuncuk sejak pertumpahan darah Muslim-Buddha meletus pada 2012 di negara bagian Rakhine, Myanmar barat.
Sejumlah pembunuhan di Malaysia pada tahun lalu, yang melibatkan warga negara Myanmar, dicurigai polisi berhubungan dengan perselisihan suku di negara asal mereka.
Tiongkok, Selasa, memperingatkan peningkatan kekerasan tentara terhadap pemberontak Myanmar setelah rumah warga terkena tembakan dari seberang perbatasan, pertama kali dalam kerusuhan belakangan.
Beijing sebelumnya memperingatkan ancaman terhadap ketenangan perbatasan sesudah kemelut suku di wilayah terpencil Kokang, di negara bagian Shan, Myanmar timurlaut melonjak tajam.
Lebih dari 30.000 orang lari dari Myanmar ke Provinsi Yunnan, Tiongkok, kata kantor berita resmi Beijing Xinhua, tapi untuk pertama kali pihak berwenang memastikan tembakan senjata berat melintasi perbatasan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei menyatakan pertistiwa itu terjadi pada Minggu ketika beberapa peluru jatuh di wilayah Tiongkok dan merusak rumah warga.***
Editor : Imran Nasution
Editor | : | |
Sumber | : | ANTARA News |
- Malaysia Cabut Kewajiban Penjatuhan Hukuman Mati
- Dua Orang Israel Tewas Ditikam Warga Palestina
- Malaysia Hapus Kewajiban Masker di Pesawat
- China Ancam Balas Dendam jika AS Jual Senjata Rp16 T ke Taiwan
- Takut China-Rusia, Jepang Ngebut Produksi Massal Rudal Balistik
- PM Jepang Copot Menteri yang Punya Hubungan dengan Gereja Unifikasi
- Junta Militer Myanmar Didukung Rusia, Apa Alasannya?
- Jokowi ke China Atas Undangan Xi Jinping
- Korut Hentikan Impor Produk Pencegahan Covid-19 dari China
- 47 Negara Desak PBB Segera Terbitkan Laporan Penyelidikan Xinjiang
- Jet Tempur China Jatuh
- India Berjuang Selesaikan Masalah dengan Dunia Muslim
- Ekstremis Hindu Mau Hapus Situs Muslim di India, Termasuk Taj Mahal
- AS akan Bertindak Tegas Terhadap Uji Coba Rudal Korut
- Palestina: Penggerudukan Al-Aqsa oleh Israel Tindakan Penistaan
0 Comments