Jum'at, 13/03/2015 13:38 WIB
Nilai Tukar Rupiah Melorot, Omset PKL Merosot
JAKARTA_DAKTACOM: Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika terus anjlok dan tembus Rp 13.200 per USD. Kondisi ini diperburuk dengan melonjaknya harga beras Rp 13 ribu per kg, harga gas, dan mandeknya ekonomi rakyat. Walau omset pedagang kaki lima (PKL) turun drastis, Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) perintahkan PKL tetap berjualan dan sesuaikan daya beli masyarakat. Tak boleh aji mumpung, juga tak boleh galau.
"PKL cukup makan garam dan cepat lakukan adaptasi bahkan sangat tahan terhadap terjadinya krisis ekonomi seperti yang terjadi tahun 1997/1998", tegas Ketua Umum DPP APKLI dr. Ali Mahsun, M. Biomed di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Ancaman Krisis Ekonomi 2015 sangat besar. Oleh karena itu, APKLI perintahkan PKL diseluruh Indonesia untuk siapkan diri jika benar tejadi krisis ekonomi 2015. PKL harus buktikan kembali sebagai bantalan ekonomi sekaligus pahlawan ekonomi nasional sebagaimana terhadap krisis ekonomi 1997/1998. Apapun yang terjadi, perekonomian nasional tidak boleh kolaps atau gulung tikar.
Untuk itu, APKLI memdesak Presiden Jokowi mengambil langkah-langkah khusus selamatkam ekonomi nasional, dongkrak kurs rupiah, segera stabilkan harga beras, harga gas dan kebutuhan pokok lainnya. Pemerintah tidak boleh berpangku tangan, terkesan lakukan pembiaraan dan sangat menikmati gejolak anjloknya kurs rupiah terhadap USD. Tak elok dan tak etis jika Menteri Keuangan RI Bambang Brojonegoro menyatakan bahwa Anjloknya Kurs Rupiah tembus Rp 13.200 per UD akibatkan surplus anggaran. Sangat tidak logis dan irasional karena industri Indonesia sangat tergantung bahan baku impor, juga ketergantungan Indonesia terhadap barang impor.
Oleh karena itu, APKLI mendesak Menteri Keuangan RI mengklarifikasi kepada masyarakat yang saat ini galau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. "Jika rakyat tak bisa beli beras dan bayar iuran BPJS Kesehatan kemana harus mengadu jika Pemerintah RI tak miliki sense of crisis", tambah Ali
"Tak boleh jadikan kambing hitam faktor luar negeri sebagai penyebab anjloknya kurs rupiah. Unstabilitas politik dalam negeri, menurut APKLI sangat determinan atas gejolak ekonomi nasional. APKLI desak Presiden RI sebagai Kepala Negara segera hentikan berbagai gejolak politik nasional. Jangan bermain di air keruh resikonya Indonesia bisa bubar jika tak ada persiapan sama sekali hadapi MEA 2015", pungkas Ali Dewan Pembina PP IPNU 2012 - 2015.
Redaktur : Adin Muharom
Editor | : |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments