Kamis, 12/03/2015 16:59 WIB
India Sulit Mengekang Wabah Flu Babi, 1.500 Orang Tewas
INDIA_DAKTACOM: India sedang kesulitan mengekang wabah flu babi, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang sejak merebak pertengahan Desember lalu.
Sekitar 26.000 orang telah terbukti positif mengidap virus itu. Pihak berwenang kesehatan mengatakan, wabahnya terus meluas karena virus itu berkembang ditengah curah hujan yang turun di luar musim dan tingkat kelembaban tinggi saat ini.
Para pakar medis mengeluhkan bahwa, kebijakan pencegahan yang buruk telah memicu lonjakan jumlah infeksi virus H1N1 di negara itu. Mereka mengatakan lambatnya diagnosa juga ikut menambah jumlah korban meninggal.
Separuh dari jumlah kematian akibat flu babi dalam tiga bulan ini terjadi di negara bagian Gujarat dan Maharashtra. Dalam seminggu ini, penderita flu babi baru dilaporkan di negara bagian Nagaland dan Manipur yang terpencil dekat perbatasan dengan Myanmar.
Wabah besar flu babi terakhir merebak tahun 2009, yang berawal dari Meksiko dan lalu menyebar ke seluruh dunia. Ketika itu, kira-kira 2.700 orang meninggal di India.
Virus tersebut -- yang menurut para ilmuwan adalah campuran baru gen babi, burung dan manusia – kini menyebar secara musiman di banyak negara. India tahun lalu mencatat 218 korban meninggal akibat flu babi, turun dari 699 tahun sebelumnya.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan tingginya jumlah penderita flu babi di India tidak lazim.
Biasanya terdapat dalam badan babi, virus jenis H1N1 itu umumnya tertular dengan menghirup percikan batuk atau bersin seorang penderita atau dengan menyentuh permukaan yang terinfeksi. Gejala-gejala flu burung diawali dengan demam tinggi, menggigil, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan kelelahan sehingga sering hanya dikira flu biasa.
Sejumlah laporan media lokal mengatakan, banyak apotek mulai kehabisan obat anti-virus Oseltamivir dan Tamiflu, yang saat ini digunakan untuk mengobati infeksi H1N1. Tetapi Menteri Kesehatan India J.P. Nadda menyarankan warga agar tidak panik dan memastikan ketersediaan obat dan klinik untuk mengobati para pasien.
Kalangan dokter mengatakan wabah tersebut tampaknya akan mereda dalam beberapa minggu mendatang karena suhu udara mulai menghangat.
Editor: Ayu Yunita
Editor | : | |
Sumber | : | VOA Indonesia |
- PT Siloam International Hospitals Tbk Umumkan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Baru
- Waspdai Penyakit TB. Ini Penjelasan Dokter Eka Hospital Bekasi
- Siloam Hospitals Mampang Gelar Bincang Sehat: Penanganan Komprehensif Orthopedi dan Ekstremitas Atas dan Bawah
- Peran Jantung dalam Kesehatan Tubuh dan Penanganan Penyakit Kardiovaskular di Siloam Hospitals Lippo Cikarang
- Siloam Hospital Lippo Village Gelar Acara Strength in Style untuk Dukung Penyintas Kanker
- Mochtar Riady Resmikan Nano Device Laboratory di FTUI, Dorong Pengembangan Industri Chip dan Teknologi Nano di Indonesia
- AKSI RELAWAN MANDIRI DAN IPB UNIVERSITY SEDIAKAN LAYANAN KESEHATAN DAN PENGOBATAN GRATIS BAGI WARGA CILEUKSA, BOGOR
- Siloam Hospital Kebon Jeruk Rayakan 10 Tahun Deep Brain Stimulation Therapy untuk Penyakit Parkinson di Indonesia
- Siloam Hospitals Lippo Cikarang Berpartisipasi Dalam Program Khitanan Massal Forsil WMLC
- Hansaplast Gelar Sunat Massal Gratis di Kota Bekasi
- Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan Bertajuk Scientific Update in Pediatric
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
0 Comments