Budayawan Bekasi, Abdul Khoir mengkritisi kebijakan Pemkot Bekasi belum serius dalam memajukan seni dan kebudayaan di Bekasi. Pemerintah Daerah gagal dalam menumbuhkan identitas kebudayaan daerah.

"Apalagi Kota Bekasi katanya Kota Patriot. Tapi kita saksikan tugu bambu di Bulan - Bulan itu dilakulan oleh sekolompok orang, yang tidak ingin Bekasi kehilangan jati diri sebagai Kota Perjuangan," kata Khoir dalam diskusi Bekasi Jelang Pilkada, Jumat (15/9).

Apalagi lanjut Khoir pembangun landmark di Jl. Ahmad Yani depan Tol Bekasi Barat dengan program sayambara hingga saat ini belum menunjukan perubahan ikon identitas Kota Bekasi.

"Itu mahal loh. Biaya sayembara-nya sampai Rp. 600juta. Tapi coba lihat, sekarang malah jadi JPO. Itu pun malah tidak digunakan oleh masyarakat. Jadi sayang bangat, anggaran kebuang," jelas Khoir.

Dengan niat menjadi ikon kebudayaan di Kota Bekasi, perlu ada suntikan dana dari pemerintah daerah. "Coba lihat di Bandung, kesenian angklung menjadi besar dan mengangkat martabat. Jangan maunya besar tapi perhatiannya kepada kesenian dan kebudayaan justru kurang," pungkas Khoir.