Oleh: Adnin Armas, Peneliti INSISTS
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, asal daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur pada pemilihan umum legislatif 2014, telah membuat kriteria partai politik pendukung ekstrimis. Viktor menyebut empat partai, yaitu Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN sebagai partai pendukung kelompok ekstrimis, pendukung khilafah, dan tidak boleh didukung.
Pernyataan barbar Viktor, Ketua Fraksi NASDEM di DPR itu disampaikan dalam acara Deklarasi Calon Bupati Kabupaten Kupang pada 1 Agustus 2017.
Ironinya, pernyataan gila Ketua Fraksi NASDEM di DPR itu masih dibela oleh NASDEM dan pendukungnya. Hingga saat ini, tidak ada permintaan maaf dan penyesalan dari Viktor ataupun dari KETUM NASDEM.
Viktor berpendapat partai Gerindra sebagai Partai Pertama pendukung ekstrimis. Viktor sama sekali tidak memandang nasionalisme Prabowo Subianto. Padahal Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri pernah berpasangan dengan Prabowo Subianto pada pilpres 2009.
Partai Kedua Pendukung Ekstrimis, menurut Viktor, Ketua Fraksi NASDEM di DPR, adalah Partai Demokrat. Viktor berarti tidak memandang Jenderal TNI (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Presiden Republik Indonesia 2 periode 2004-2009 dan 2009-2014.
Jika ucapan kebencian Ketua Fraksi NASDEM di DPR itu dijadikan pegangan, maka bagi Viktor, Indonesia dipimpin oleh Presiden yang ekstrimis selama 10 tahun. (2004-2014). Ini sesungguhnya pernyataan busuk dan pembodohan bukan saja kepada konstituen NASDEM, tapi juga kepada rakyat Indonesia.
Partai Ketiga, bagi Viktor adalah PKS. Banyak pejabat negara, bupati, walikota, gubernur, menteri, wakil ketua MPR, berasal dari PKS. Pernyataan Viktor berarti penghinaan kepada PKS sekaligus Viktor menanamkan ketidakpercayaan kepada para pejabat negara.
Partai Keempat yang dituduh Viktor adalah PAN. Saat ini, Ketua MPR, berasal dari PAN. Berarti Viktor menganggap Ketua MPR tidak Pancasilais. Bukankah pernyataan Ketua Fraksi Partai Nasdem itu yang sesungguhnya tidak Pancasilais.
Partai NASDEM pernah berkoalisi dengan partai Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN di berbagai pilkada yang sudah terjadi. Artinya, pernyataan Viktor meludahi dirinya sendiri dan partainya. Apakah NASDEM di pilkada serentak 2018 akan berkoalisi dengan partai Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN? Jika NASDEM tidak minta maaf dan NASDEM masih berkoalisi di pilkada serentak 2018 dengan keempat partai pendukung ekstrimis berarti NASDEM meludahi dirinya sendiri.
Selama ini, dia juga berteman dekat dengan sesama anggota DPR yang berasal dari keempat partai itu. Artinya, Viktor melakukan pembodohan dan ia punya sikap kemunafikan tinggi.
Dihadapan massanya, ia melakukan pembodohan publik dengan menyatakan keempat partai itu adalah ekstrimis. Di depan teman-temannya DPR yang berasal dari keempat partai itu, ia bermanis muka.
Slogan Restorasi yang digaungkan NASDEM telah dihancurkan sendiri oleh Ketua Fraksi NASDEM di DPR.
Editor | : | |
Sumber | : | Kanigoro.com |
- Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
0 Comments