Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 06/05/2015 19:54 WIB

Sopir APTB Harus Angkut Penumpang di Dalam Halte

Tidak digunakan, pintu halte APTB di jalan Joyo Martono tertutup rapat. (foto: Bayu.dakta.com)
Tidak digunakan, pintu halte APTB di jalan Joyo Martono tertutup rapat. (foto: Bayu.dakta.com)

BEKASI_DAKTACOM: Sejak pertama kali didirikan halte bus Angkutan Perbatasan Terintegerasi Busway (APTB) di Kota Bekasi tak pernah digunakan. Untuk itu, kali ini Pemerintah Kota Bekasi menerapkan larangan bagi para sopir untuk mengangkut penumpang selain di halte yang telah disediakan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman mengatakan,  larangan ini mulai berlaku pekan ini. Semua sopir bus APTB tak diperbolehkan menaikan serta menurunkan penumpang di luar halte.

"Ini akan diterapkan, jadi jangan sampai halte APTB jadi bangkai," ujar Supandi saat dihubungi wartawan (6/5).

Menurutnya, larangan seperti ini sudah pernah diterapkan. Namun, belum terlaksana, sebab dianggap banyak bersinggungan dengan berbagai kepentingan yang ada.

Di Kota Bekasi, APTB bukanlah satu-satunya moda transportasi umum yang digunakan warga. Ada beberapa alat transportasi lainnya seperti bus umum mayasari bhakti dan angkutan umum 'Koasi'. Sehingga, persaingan perebutan penumpang pun terjadi.

"Ini sama-sama kejar setoran, tidak seperti bus Transjakarta yang hanya bisa menarik penumpang di haltenya, kalau APTB harus berebut penumpang," jelasnya.

Pembangunan halte-halte APTB di Kota Bekasi menghabiskan dana sekitar Rp200 juta. Ada enam buah halte APTB berdiri di Kota Bekasi, yakni tiga buah terdapat di Jalan Joyomartono, Bekasi Timur, di daerah Rawa Panjang, di dekat pintu tol Bekasi Barat, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Barat, dan satu buah halte di dalam terminal Kota Bekasi.

Kondisi halte-halte APTB di Kota Bekasi amat memprihatinkan. Cat-cat biru yang melapisi badan bangunan telah terkelupas. Coretan-coretan tangan dari pihak idak bertanggungjawab pun penuh mengotori dinding halte. Semerbak bau tidak sedap keluar dari dalam halte. Ratusan puntung rokok bertebaran di lantai bangunan. Tak hanya itu sampah-sampah bekas bungkus makanan pun berserakan dimana-mana.

Halte-halte tersebut juga sering dijadikan sebagai tempat istrirahat para gelandangan dan pengemis (gepeng) serta pedagang asongan .

Berdasarkan pantauan Dakta, salah satu halte jalan Joyo Martono bahkan dipenuhi sampah untuk halte lajur jalan sebelah timur tersebut. Sementara jalur ruas sebelahnya, pintu Halte APTB justru tertutup rapi. ***

Reporter : Warso Sunaryo
Editor :
- Dilihat 2010 Kali
Berita Terkait

0 Comments