Rabu, 02/08/2017 07:15 WIB
Dede Yusuf: BLK Harus Link and Match dengan Dunia Kerja
ENTIKONG_DAKTACOM: Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi berharap ke depan jenis pelatihanyang ada di Balai Latihan Kerja (BLK) dibuat sesuai dengan kebutuhan dunia kerja (Link and match), sehingga daya serapnya bisa mencapai 70 persen.
Apalagi, lanjut Dede, di daerah perbatasan yang merupakan pintu masuk bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) untuk bisa berkerja di negara lain. “Kita berharap Kemenaker ke depan membuat jenis pelatihan yang sesuai dengan kebutuhana industri, agar daya serpanya tinggi, apalagi di Kabupaten Sangau, Entikong yang merupakan perbatasan dengan Malaysia ini,” jelas Dede dalam rilisnya, Selasa (1/8).
Lanjut Dede, selain jenis pelatihannya yang harus sesuai dengan dunia kerja, Pelatih juga merupakan kunci bagi para calon pekerja Indonesia untuk meningkatkan kemampuan, sehingga yang bekerja di sektor informal bisa menjadi pekerja formal. “Khusus di Sarawak saja TKI kita ada 300 ribu, tapi mayoritas mereka masih bekerja di sektor informal,” kata Dede.
Masih kata Dede, hal itu merupakan tugas negara untuk meningkatkan kemampuan para pekerja melalui pendidikan vokasional di BLK.
“Ini tanggungjawab negara untuk memberikan ruang kepada saudara-saudara kita yang tidak masuk ke sekolah formal tetapi ingin bekerja di sektor formal melalui pendidikan vokasional di BLK, dengan jenis pelatihan yang sesuai dan menghadirkan pelatih,“ pungkasnya.
Hal senada disampaikan anggota Komisi IX DPR Okky Asokawati.Ia merasa BLK yang ada selama ini masih tidak sesuai dengan kebutuhan industri, sehingga serapannya hanya sedikit.
“BLK disini sama saja seperti yang lain, tidak Link and match antara jenis pelatihan yang dibuat dengan yang dibutuhkan industri,” ungkapnya.
Maka dari itu, Okky berharap, Kementerian Ketenagakerjaan, kedepan bisa melakukan kerjasama dengan Kementeria Perdagangan, Kemeterian Industri, Kemendikbud, dan Dinas yang ada di sekitar, sehingga output yang dihasilkan dapat terserap dengan maksimal.
Hal lain, yang menjadi perhatian politisi partai PPP itu mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bidang Ketenagakerjaan yang belum sepenuhnya melindungi para pekerja pada sektor Informal di Entikong.
“BPJS Ketenagakerjaan di Entikong itu megatakan, tidak terggarap para pekerja itu karena tidak adanya personil yang menjangkau ke daerah perbatasan. Padahal sesuai himbauan Jokowi harus ada pembangunan di perbatasan, harus diprioritaskan, kalau tidak berarti negara tidak hadir untuk melindungi. Ini akan dibahas saat rapat kerja,” ungkapnya.
Kunjungan kerja ini juga diikuti oleh anggota Komiis IX lainnya, diataranya Imam Suroso (PDI-P), Betti Shadiq Pasadigoe (F-Golkar), Khaidir Abdurrahman (F-Gerindra), Aliyah Mustika Ilham (F-Demokrat), Hang Ali Saputra (F-PAN), Marwan Dasopang (F-PKB), Irgan Chairul MAhfiz (F-PPP).
Editor | : | |
Sumber | : | dpr.go.id |
- Pasangan Heri - Sholihin Komitmen Bangun Perubahan Untuk Kota Bekasi
- Setia Prabowo: Bersyukur Jika Romo Syafi’i Terpilih di Kabinet Zaken Prabowo
- Pasangan Heri - Sholihin Deklarasi Maju Pilkada Bekasi, Ini Janjinya
- Din Syamsuddin Rencanakan Aksi Besar dengan Dukungan TNI untuk Bela Palestina
- Peringati HUT Golkar ke 59 DPD Golkar Kota Bekasi Ajak Para Kader dan Simpatisan Bershalawat
- PKS Kota Bekasi Sesalkan Sikap Pemkot Batalkan Penggunaan Stadion Patriot
- Resmi Gabung PPP, Sandiaga Ngaku Ikhlas Jika tak Diusung Jadi Bakal Cawapres
- Buntut Gibran-Prabowo, PDIP Atur Kader Kepala Daerah Terima Tamu
- Dukung Prabowo, Jokowi Pressure Megawati?
- Maksimal Perjuangkan Aspirasi, Anggota Dewan Ushtuchri Tuai Pujian Konstituen
- Jokowi: Menteri Nasdem Bisa Direshuffle
- Jokowi Tidak Akan Dukung Prabowo
- Warga Jabar Puas Pada Kinerja Ridwan Kamil
- Dewan Mahfudz Abdurrahman Berbagi 10 Ribu Bingkisan Lebaran
- Jika Pemilu Ditunda, Aktivis 98 Siapkan Pemerintahan Transisi
0 Comments