Senin, 12/06/2017 08:30 WIB
233.000 Keluarga di Kota Bekasi Masih Tinggal di Kontrakan
CIKARANG_DAKTACOM: Badan Pusat Statistik Kota Bekasi mencatat ada 233.000 keluarga yang hidup mengontrak di wilayah setempat. Jumlah itu tercatat selama tujuh tahun dari 2010 hingga 2017. Angka tersebut juga diprediksi akan terus bertambah dipicu adanya ikatan perkawinan yang dilalui warga setempat.
Kepala BPS Kota Bekasi, Slamet Waluyo mengatakan, jumlah Kepala Keluarga di Kota Bekasi mencapai 599.070. Dari jumlah tersebut, keluarga yang memiliki rumah mencapai 366.070, sedangkan sisanya 233.000 masih tinggal di rumah kontrakan.
"Jumlah bisa saja naik, apalagi Kota Bekasi salah satu daerah perkotaan yang saat ini memiliki ketersediaan rumah kontrakan cukup banyak," ujar Slamet pada Ahad (11/6).
Slamet mengatakan, faktor lainnya adalah percepatan usia menikah yang dialami penduduk sekitar. Beberapa tahun terakhir, banyak pasangan kekasih yang berusia muda untuk memutuskan menikah, dengan demikian penghuni rumah sewa bertambah.
Meski demikian, kata Slamet, hal ini tidak terlalu berisiko terhadap laju pertmbuhan ekonomi, bila terdapat dukungan elemen lainnya. Seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bekasi yang sekarang sudah cukup tinggi. Tahun 2016 lalu, nilai IPM sudah mencapai 79.95 persen.
"Berdasarkan angka, IPM di bawah 60 masuk kategori rendah, lalu IPM 60 sampai 70 itu sedang. Sementara kalau 70 persen sampai 80 persen itu tinggi," katanya.
Seingatnya, Kota Bekasi hanya berada satu tingkat di bawah dari Kota Bandung yang IPM-nya masuk kategori sangat tinggi. Artinya untuk di Provinsi Jawa Barat Kota Bekasi menempati peringkat kedua IPM tertinggi. Adapun penghitungan IPM berdasarkan tiga indikator yaitu kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
"Indikator kesehatan, diukur melalui angka harapan hidup, bagaimana peluang bayi yang baru lahir dapat hidup sampai berapa tahun. Lalu pendidikan diukur harapan lama sekolah, sementara ekonomi dilihat dari daya beli masyarakat," jelas Slamet.
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Junaedi menjelaskan, tidak semua pengontrak rumah sewa masuk kategori orang yang tidak mampu. Menurut dia, ada juga orang yang tinggal mengontrak karena kebutuhan pekerjaan. "Ada juga yang masuj sebagai keluarga tidak mampu, tetapi tidak semua," ujar Junaedi.
Berdasarkan pendataannya, mayoritas pengontrak rumah sewa adalah pendatang. Akibat tidak memiliki lahan untuk membangun rumah, mereka lebih memilih mengontrak sementara. "Sebetulnya mereka kebanyakan juga sudah menikah bahkan telah mempunyai keturunan," jelasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Wartakota |
- Ulama Siap Jadi Jurkam Tri Adhianto pada Pemilu 27 November 2024
- Faisyal Hermawan Pastikan Tak Maju Cawalkot Bekasi, Tapi Usung Penuh Tri Adhianto
- Pilkada Kota Bekasi, Orange - Kuning Sudah Jalin Komunikasi
- Diajak Tri Adhianto Sahur Bersama, Mak Nisah Nangis Terharu
- RS Paramedika Resmi Beroperasi, Komitmen Melayani Kesehatan Masyarakat
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 5 - Harapan Indah
- Kekurangan Ribuan Surat Suara di Mustikajaya, Heri Koswara: KPU Kota Bekasi Dipertanyakan Profesionalitasnya
- Presiden PKS Serahkan Rekomendasi Calon Wali Kota Bekasi ke Heri Koswara
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 4 Jatiasih
- Berapi-api, Sambutan Herkos Bakar Semangat Peserta Kampanye di Bekasi Timur
- Ratusan Warga Kota Bekasi Akui Terbantu Program Sembako Murah TKRPP, Doakan Ganjar-Mahfud Presiden 2024
- BPBD Kota Bekasi Siap Hadapi Bencana Hidro Metrologi.
- Mantan Kadis LH Kota Bekasi Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Ekskavator dan Buldoser
- Kodim 0507/Bekasi Ajak Ratusan Anak Yatim Bermain Salju di Mall
- Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) yang menyalahi aturan
0 Comments