Wawancara /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 30/04/2015 17:08 WIB
Ketua Umum Investor Bekasi

Buruh Ikut Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ketua umum investor Bekasi IrDeddy Harsono
Ketua umum investor Bekasi IrDeddy Harsono
Jelang May Day, muncul banyak kekhawatiran akan terjadi demo besar-besaran oleh buruh. Apalagi jauh-jauh hari sejumlah organisasi buruh sudah menyampaikan pernyataan akan menggelar aksi demo pada 1 Mei. Tentu yang paling khawatir adalah para investor yang telah menanam modal. Karena 1 hari saja buruh tak kerja berapa kerugian yang harus ditanggung oleh para investor.  Untuk mengetahui seperti apa hubungan antara investor dengan para buruh terutama menghadapai May Day, Ulfiana Larasati mewawancai  Ketua Umum Investor Bekasi, Ir. Deddy Harsono dalam acara Bincang Publik Radio Dakta. Berikut wawancaranya.
 
Ulfiana Larasati: Bagaimana tanggapan bapak  selaku Ketua Umum Investor Bekasi mengenai Hari Buruh Internasional esok hari?  
 
Deddy Harsono: Kami dari forum investor Bekasi mengucapkan selamat hari buruh, yang akan diperingati besok tepatnya tanggal 1 Mei, semoga para tenaga kerja ini adalah suatu tenaga buruh yang penuh kompetitif, produktif dan turut serta membangun pertumbuhan perekonomian Indonesia, dan yang terakhir tentunya sejahtera.
 
Ulfiana Larasati: Jika dari forum investor Bekasi ini mencatat, ada berapa buruh yang ada di Kabupaten Bekasi? 
 
Deddy Harsono: Tentu banyak sekali, kalau di total ada 4500 lebih perusahaan yang ada, jadi lebih dari 10.000 total buruh yang ada. Jika dilihat dari suatu kegiatan dari multi nasional compeny, dari beberapa industri tekstil, otomotif dan berbagai industri ada di sana, sehingga memang dinamikanya luar biasa.
 
Ulfiana Larasati: Melihat para buruh terkait dengan hari May Day, bagaimana dari forum investor Bekasi melihatnya pak?
 
Deddy Harsono: Pertama tentu saja hari May Day ini di Indonesia sudah kita jadikan tanggal merah, atau sebagai hari libur nasional, saya juga mendengar dari teman-teman pengusaha, mereka besok akan melakukan satu kegiatan. Yang saya lihat kegiatan ini merupakan suatu haknya para buruh yang dilakukan di era demokrasi ini, dan mereka akan melakukan kegiatan-kegiatan yang berpusat di Jakarta.
 
Ulfiana Larasati: Terkait dengan hari buruh ini, biasanya selalu adanya demonstrasi dan tuntutan-tuntutan. Sebenarnya untuk hari buruh ini harus seperti apa?
 
Deddy Harsono: Karena memang ini suatu kegiatan tahunan, memang semuanya harus ada keseimbangan. Karena kalau kita lihat bahwa momentum ini harus dibuat para investor Indonesia ini tentu saja ingin untung, buruh ingin sejahtera. Sebenarnya ini suatu keinginan yang sama, sehingga bagaimana harus dapat berkolaborasi positif dan sekarang tentunya, semua harus mengetahui bahwa kondisi industri di 2015 ini, memang sudah banyak yang mulai turun. Contoh otomotif, otomotif ini sekarang produksinya turun sekitar 17 sampai 20 persen, tentu ini memang sudah dirasakan. 
 
Kedua kalau kita lihat industri sekarang, selain ada penurunan produksi, ini juga ada peningkatan-peningkatan cost produksinya, kita sama-sama tahu kalau listrik naik, bbm naik, dollar yang terus tembus sekitar 13 ribu yang tidak turun-turun. Dan ini merupakan suatu poin-poin yang memang sangat mengkhawatirkan di dunia industri. 
 
Ulfiana Larasati: Jadi semuanya naik, dan tuntutan para buruhpun ikut naik ya pak?
 
Deddy Harsono: Saya dari forum investor Bekasi mengharapkan suatu keseimbangan, karena yang penting sekarang kita ini sudah dihadapi oleh para pesaing, dan kita harus bekerjasama, kita tak bisa masing-masing saling menuntut. Saya berharap bahwa momentum ini untuk para aksi-aksi buruh ini agar tidak membuat para investor takut.
 
Kalau investor takut itu karena mereka cepat sekali menaggapinya, karena saya kemarin ini mengunjungi beberapa negara, saya ke Vietnam, Thailand, Korea, Taiwan dan Jepang. Mereka itu selalu nanya bagaimana ini bagaimana itu karena mungkin mereka melihat yang lalu-lalu.
 
Saya menjawabnya kalau itu kerjaan oknum yang melakukan sesuatu. Inilah yang menjadi ketakutan-ketakutan mereka dan kita harus sama-sama jaga.
 
Indonesia ini sangat masih membutuhkan para investor, tentunya para investor yang dapat melihat secara keseluruhan. 
 
Ulfiana Larasati: Bagaimana dengan aksi Long March para buruh yang biasa dilakukan dalam memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day kali ini?  
 
Deddy Harsono: Saya pikir itu tidak apa-apa karena itu wajar-wajar saja. Tapi memang harus diingat, itu jangan sampai ada pengrusakan dan sikap anarkis. Tentu image kita yang harus dijaga bersama-sama. 
 
Karena walaupun bagaimana, saya sangat berharap sekali buruh dan para pekerja Indonesia ini harus benar-benar mereka lihat suatu hal yang kompetitif, sehingga para investor datang ke Indonesia.
 
Kalau investor pada datang, otomatis Indonesia berkembang dan kesempatan kerja semakin banyak. Kalau kita lihat sekarang, contohnya kemarin ini kan memang kekuatan industri beda-beda, dengan adanya upah yang naik dan seterusnya, otomatis yang tak kuat mereka tidak tinggal diam, lalu mereka pindah contoh dari Tanggerang pindah ke daerah Cirebon dan seterusnya. 
 
Sebenarnya itu masih di Indonesia, tapi kasihan para buruh yang sudah bekerja di sana, contoh buruh yang bekerja di Tanggerang mereka sudah punya rumah dan seterusnya. Pada saat industrinya pindah ke Cireban atau daerah lain, tentu ini menjadi persoalan buat para pekerjanya.
 
Ini yang memang kadang saya melihatnya agak sedikit terenyuh, kenapa ini bisa terjadi. Harapannya tentu mereka bisa hidup terus di situ, bisa dengan satu pekerjaan yang sama. Karena memang ini komunikasi harus berjalan, sehingga antara pengusaha dan para pekerja itu jangan di jadikan sesuatu yang tidak sejalan.
 
Tapi ini tak mungkin karena ini berhadapan dengan kompetisi global, jelas ini tanpa kerjasama tentu tidak mungkin. Kalau yang saya katakan di awal bahwa industri para pengusaha ini juga tak mungkin mau rugi terus, dan pekerja tak mungkin ingin tidak sejahtera terus. Yang asatu ingin untung dan yang satu ingin sejahtera, jadi keduanya sama, sehingga memang harus bergandengan tangan.
 
Apalagi saya lihat sekarang adanya BPJS, walaupun saya lihat dalam hal pelaksanaan masih ada hal-hal yang sifatnya perlu diperbaiki. 
 
Tadi pagi membaca koran bahwa pemerintahpun akan menyiapkan satu juta rumah dengan uang muka 1 persen, di cicil 20 tahun dan seterusnya, itu menurut saya merupakan langkah yang baik. Tapi saya juga berharap pemerintah dapat mengendalikan harga barang pokok, sehingga mereka tetap punya daya beli yang cukup tinggi. 
 
Itulah yang salah lihat mengapa teman-teman buruh masih merasa kurang, karena ada keluarga anak istri, contoh yang kerja satu yang tidak kerja tiga. Otomatis gaji satu untuk berempat. Jadi harus ditumbuhkan ekonomi-ekonomi di masyarakat, contoh yang satu kerja yang satu berdagang, ini yang saya pikir perlu dibereskan bersama-sama bahwa kita memang punya suatu kondisi yang sama dan tentu kita harus kerjasama.             
Editor :
Sumber : Redaksi Dakta
- Dilihat 2888 Kali
Berita Terkait

0 Comments