Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 19/05/2017 16:00 WIB

Resepsi Milad 1 Abad, Aisyiyah Terus Kawal Pergerakan Perempuan Nasional

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini saat Resepsi Milad 1 Abad Aisyiyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini saat Resepsi Milad 1 Abad Aisyiyah
YOGYAKARTA_DAKTACOM: Satu abad Aisyiyah telah menjadi gerakan emas dalam pergerakan perempuan di Indonesia. Tokoh-tokoh ‘Aisyiyah pada generasi awal tidak hanya mendirikan ‘Aisyiyah, namun juga ikut memberi nafas bagi kebangkitan perempuan nasional Indonesia seperti Siti Walidah, Siti Moendjijah dan Siti Bariyah. Mereka termasuk tokoh pelopor Kongres Perempuan Nasional pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
 
Disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, saat memberikan pidato iftitah dalam acara resepsi milad ‘Aisyiyah ke 100 tahun di Sportorium UMY pada Jumat (19/5). 
 
Dikatakan Noordjannah, jelang dua abad, ‘Aisyiyah terus konsisten memberi nafas dalam kebangkitan pergerakan perempuan nasional.
 
“Kita bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada pendiri awal Aisyiyah yang telah berjuang meletakaan dasar perjuangan Aisiyiyah. Bukan hanya merintis Aisyiyah, tokoh-tokoh awal Aisyiyah juga memberi nafas bagi kebangkitan pergerakan perempuan nasional,” ungkapnya.
 
Noordjannah juga menyatakan momen milad kali ini sebagai momen bagi ‘Aisyiyah untuk memperbaiki diri dan melanjutkan perjuangannya. 
 
“Satu abad merupakan jembatan emas bermuhasabah diri guna menyinari pergerakan, membina pemberdayaan sosial dan ekonomi guna memuliakan martabat umat, dan berkiprah memajukan bangsa,” ujarnya.
 
Tidak hanya pergerakan perempuan, ‘Aisyiyah dalam perkembangannya juga merambah ke berbagai bidang seperti sosial, pendidikan dan literasi media. 
 
“Aisyiyah bergerak di banyak bidang seperti pendidikan dan literasi,  serta bidang kesehatan. Seperti Pendidikan Anak Usia Dini sejak 1919, lalu Aisyiyah juga memberi perhatian pada usaha-usaha literasi media. Hal ini dibuktikan dengan terbitnya majalah Suara Aisyiyah sejak 1926 beriringan dengan Suara Muhammadiyah,” ungkap Noordjannah.
 
Dalam penutupnya, Noordjannah berharap memasuki abad kedua ini, ‘Aisyiyah diharapkan dapat hadir sebagai penyelesai masalah yang ada saat ini.
 
“Saat ini bangsa masih dihadapkan dengan berbagai persoalan. Penyakit korupsi, kesenjangan sosial, eksploitasi Sumber Daya Alam, Konflik antar warga, dan bahkan persoalan perempuan dan anak yang masih banyak didominasi kasus kekerasan. Kami harap memasuki abad kedua ini, Aisyiyah bisa hadir sebagai penyelesai masalah-masalah tersebut,”pungkasnya.
Editor :
Sumber : muhammadiyah.or.id
- Dilihat 2059 Kali
Berita Terkait

0 Comments