Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 07/05/2017 12:00 WIB

Dihadang 2000 Aparat, Begini Kronologi Penolakan Ketum FPI di Kalbar

KH Ahmad Shabri Lubis FPI
KH Ahmad Shabri Lubis FPI
PONTIANAK_DAKTACOM: Tokoh Front Pembela Islam (FPI), KH Achmad Sobri Lubis (ASL) langsung balik ke Jakarta setelah dihadang oleh aparat sesaat begitu tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat pada Jumat malam (05/05).  ASL terpaksa membatalkan Tabligh Akbar yang sedianya akan digelar esok paginya.
 
Sekretaris Dewan Perwakilan Daerah Front Pembela Islam Kalimantan Barat, Syarif Kurniawan kepada Kiblat.net menjelaskan kronologi insiden penolakan tersebut. Kejadian bermula ketika adanya undangan kepada Ketua Umum DPP FPI, KH Achmad Sobri Lubis (ASL) untuk mengisi tabligh akbar memperingati Isra Mi’raj 1438 H yang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Falah, Mempawah, Kalbar, Sabtu pagi (06/05).
 
Namun, seminggu sebelumnya ada pidato dari Gubernur Kalbar, Cornelis yang menyatakan akan mengusir tokoh FPI, Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnaen dari tanah Kalbar. Hal itulah yang diduga memicu penolakan oleh masyarakat Dayak dan meminta aparat untuk menghadang.
 
“Padahal, Kyai Sobri bukan diundang FPI, melainkan dari DKM masjid Al Falah, Mentawah, dalam rangka Isra’ Mi’raj, bersama-sama dengan Dr Alfian Tanjung, Ustadz Haikal Hasan, dan Ustad Nababan. Kedatangan ASL pada tanggal 5 Mei malam ini memang sudah jauh-jauh hari ditolak oleh suku Dayak dan mereka menekan kepolisian untuk melarang kedatangan Kyai Sobri,” ungkap Wawan, sapaan Akrab Kurniawan.
 
Wawan menjelaskan, bahwa kedatangan ASL dari Jakarta ke Bandara Supadio, Pontianak pada Jum’at (05/05) pukul 19.50 WIB adalah untuk menghadiri Tabligh Akbar di Menpawah. Sementara juga ada udangan dari FPI untuk hadir dalam acara pelantikan DPC FPI di Sungai Raya.
 
“Belum sempat masuk ke ruang tunggu bandara, beliau langsung dikerumuni polisi dan anggota TNI, dengan alasan keamanan, Kyai Sobri diminta pulang kembali ke Jakarta, ini atas desakan dari Dewan Adat Dayak yang menekan kepolisian,” ujarnya.
 
Sekitar pukul 20.03 WIB hari Jum’at, lanjutnya, Kyai Sobri langsung terbang ke Jakarta lagi menggunakan pesawat Citilink. Bentrokan antara aparat dan umat Islam yang menanti kedatangan ASL sempat terjadi. Massa memprotes karena tidak membolehkan Kyai Sobri mendatangi acara DPC FPI dan Tabligh Akbar di Menpawah.
 
Ia pun menyebut, ada 200 umat Islam yang berjaga di Bandara. Sementara itu, masih ada ribuan umat Islam lainnya tertahan oleh Polisi dan TNI yang memang disiagakan menghadang selama rute perjalanan menuju Bandara Supadio.
 
“Ada dua ribuan aparat polisi dan Brimob, serta seribuan Anggota TNI yang menghadang jalur umat Islam untuk menjemput Ulamanya di Bandara. Sehingga ketika sudah diadakan negosiasi dan mencari win win solution, atasan dari kepolisian pun tetap menolaknya serta mematikan handphonenya,” ungkap Wawan.
 
Kendati demikian, Wawan menjelaskan bahwa protes massa dari umat Islam dapat ditenangkan setelah ditahan oleh para ulama. Pasalnya, pihaknya mengaku tidak ingin dibenturkan dengan aparat setempat. Ia menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari kesabaran.
 
“Namun, para Ulama’ kami masih menahan kami dan memerintahkan kami untuk bersabar, sungguh indah umat Islam ini, setelah dilarang habis-habisan untuk berceramah, kita masih bersabar,” ungkapnya.
Editor :
Sumber : kiblat.net
- Dilihat 1989 Kali
Berita Terkait

0 Comments