Rabu, 03/05/2017 09:30 WIB
Pencabutan Subsidi TDL Sumbang Kenaikan Inflasi di Bulan Juni
JAKARTA_DAKTACOM: Bulan Juni mendatang nampaknya akan menjadi puncak inflasi di tahun ini, Momentum datangnya bulan Puasa dan Lebaran menjadi salah satu pemicu. Kondisi ini bakal diperparah dengan kenaikan tarif dasar listrik yang bakal naik lagi di Mei ini.
Sejumlah ekonom memperkirakan, inflasi bulan Juni tahun ini bakal lebih tinggi dibandingkan inflasi di bulan yang sama tahun lalu yang tercatat hanya 0,33%.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, tingginya inflasi Juni mendatang bukan hanya karena momentum puasa dan lebaran tapi juga karena imbas kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang rencananya naik bulan Mei ini.
Lana menjelaskannya, dampak kenaikan TDL bulan ini bakal lebih besar dibanding kenaikan TDL Januari dan Maret lalu. Kenaikan TDL sebagai konsekuensi pencabutan subsidi listrik pada tahap ketiga ini ada tiga kelompok pelanggan golongan 900 VA. "Jadi kenaikan tarif listrik ini sudah tahap ketiga pada kelompok masyatakat 900 VA sudah 100% tak ada subsidi lagi," kata Lana, Selasa (2/5).
Menurutnya, efek kenaikan TDL terhadap inflasi akan dimulai pada bulan Mei ini akan tampak bagi pelanggan prabayar. Adapun efek bagi pelanggan pasca bayar di Juni.
Efek ke inflasi bakal lebih tinggi karena adanya dorongan kenaikan harga pangan saat puasa dan lebaran. Makanya, Lana memperkirakan inflasi Mei tahun ini mencapai 0,5%, lebih tinggi dari Mei tahun lalu yang tercatat 0,24%.
Adapun inflasi Juni sebesar 0,97%, proyeksi Lana, juga lebih tinggi dari Juni tahun lalu."Kenaikan TDL di bulan Mei bisa mengganggu daya beli di tengah potensi kenaikan konsumsi saat lebaran dan kita bisa kehilangan momentum pertumbuhan ekonomi," tambah Lana.
Seturut, Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi juga memproyeksi, tekanan permintaan jelang puasa dan lebaran akan terjadi di akhir Mei ini dan puncaknya bakal terjadi pada Juni nanti. Selain itu, kenaikan TDL bulan ini dampaknya akan simultan sejak bulan ini hingga bulan berikutnya. "Saya memproyeksi inflasi Mei 2017 0,3% dan Juni 0,6%," kata Eric.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, deflasi pangan yang terjadi sejak Februari lalu bukan menjadi jaminan tidak terjadinya inflasi pangan di Mei dan Juni nanti. Sebab, puasa dan lebaran selalu memunculkan tren inflasi tinggi, terutama dari bahan pangan dan transportasi.
Menurutnya, kecukupan stok pangan sebelum puasa menjadi hal yang perlu diperhatikan pemerintah. Di sisi lain, kenaikan TDL dan bahan bakar minyak (BBM) juga perlu dicermati agar inflasi bisa terkendali. "Mei kami proyeksi inflasi 0,35% karena awal puasa dan Juni bisa 0,67% karena puncak lebaran," kata Bhima.
Editor | : | |
Sumber | : | Kontan.co.id |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments