Rabu, 26/04/2017 06:00 WIB
KUPI Mendapat Apresiasi Aktivis Perempuan Dunia
CIREBON_DAKTACOM: Sejumlah ulama perempuan Indonesia berkumpul di Cirebon untuk menggelar Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Kongres yang diselenggarakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon ini merupakan KUPI yang pertama.
Sebelumnya, dalam rangkaian KUPI, Kementerian Agama menyelenggarakan 'International Seminar on Womens Ulama' di IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegiatan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Panitia Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), dan AMAN (The Asian Muslim Action Network).
Ratusan aktivis perempuan dari 15 Negara hadir dalam seminar ini. Mereka berasal dari Afghanistan, Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Belanda, Filipina, India, Malaysia, Nigeria, Kanada, Kenya, Pakistan, Saudi Arabia, Singapura, Thailand, serta para pengasuh pondok dan akademisi dalam negeri.
Tampil sebagai narasumber, Kepala Balitbang dan Diklat Kemenag Abdurrahman Masud (mewakili Menag), Rektor IAIN Syekh Nurjati Sumanta, serta sejumlah aktivis perempuan dari berbagai Negara. Mereka adalah Zainah Anwar (Malaysia), Bushra Qadeem (Pakistan), Hatoon Al-Fasi (Saudi Arabia), Roya Rahmani (Afghanistan), Ulfat Hussein Masibo (Kenya), Rafatu Abdul Hamid (Nigeria), serta Badriyah Fayumi, Siti Ruhaini Dzuhayatin, dan Eka Srimulyani (Indonesia).
Para pembicara umumnya memberikan apresiasi atas penyelenggaaan KUPI (Kongres Ulama Perempuan Indonesia) ini. Ini merupakan langkah mulia dalam membangun peradaban keumatan dan kemanusiaan yang asasi, papar Zainah Anwar di Cirebon, Selasa (25/04).
Aktivis perempuan asal Malaysia ini memuji keberhasilan Indonesia dalam menyeleraskan sejumlah kebijakan dan akses yang terbuka bagi kalangan perempuan. Dia menilai, tidak ada perlakuan kebijakan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan di Indonesia. Ini perlu diapresiasi setinggi-tingginya, ujarnya.
Bahkan, meski persoalan radikalisasi agama masih ditemukan di Indonesia, namun Zainah Anwar menilai kekokohan Islam Indonesia yang moderat akan mampu meredam masalah itu.
Hal senada disampaikan pembicara lainnya. Secara umum, mereka mengakui keunggulan Indonesia, pada saat di negara mereka masing-masing masih menghadapi sejumlah kendala akses dan ketimpangan baik secara kultural maupun kebijakan-negara antara perempuan dan laki-laki. Mereka berharap ada kesempatan bagi para ulama perempuan di negaranya untuk belajar kepada ulama-ulama perempuan di Indonesia.
Mereka juga berharap semangat atau spirit Islam Indonesia yang memberi ruang terhadap perempuan dan moderasi Islam ala Indonesia dapat dipromosikan dan dikembangkan ke seluruh dunia yang lebih luas.
KUPI pertama ini akan berlangsung sampai 27 April mendatang.
Editor | : | |
Sumber | : | Kemenag.go.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments