Jum'at, 31/03/2017 13:40 WIB
CIIA: Polri Tak Kreatif Tuduh Al-Khaththath Makar
JAKARTA_DAKTACOM: Penahanan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Umat Islam (FUI), KH. Muhammad Al Khaththath menuai banyak reaksi dari berbagai kalangan salah satunya Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya.
Harits mengatakan bahwa kasus penangkapan tersebut bukan yang pertama kali, sudah terjadi pada aksi-aksi sebelumnya. Dengan alasan pemufakatan jahat atau makar namun sulit untuk dibuktikan.
“Saya melihatnya hanya sebagai langkah agar aksi 313 tidak berjalan sukses, karena rezim Jokowi tidak mau melihat ada aksi lagi berkaitan soal Ahok,” katanya kepada Radio Dakta, Bekasi, Jumat, (31/03/2017).
Ia mengatakan, penangkapan ulama ini hanya tipu muslihat agar Aksi 313 ini tidak berjalan dengan lancar dan damai namun dengan adanya kriminalisasi ulama, tidak akan memberhentikan Aksi 313.
Umat Islam sudah melihat bahwa banyak ulama yang dikriminalisasi dengan berbagai macam alasan. Kali ini Sekjen FUI, KH. Muhammad Al Khaththath direncanakan memimpin aksi 313 beserta elemen lain ditangkap pihak kepolisian.
“Cara seperti ini sama saja memprovokasi, mendorong kemarahan serta ketidakpuasan umat pada sampai titik puncak dan sangat berbahaya. Jika terus dilakukan akan membuat masyarakat melakukan hal di luar batas,” ujarnya.
Umat Islam saat ini, menurut Harist, sudah pintar karena mereka tidak lagi bergantung dengan figur. Bersatunya umat Islam bukan hanya karena figur tokoh, tapi visi yang sama, yaitu Al-Maidah.
Menurut, Harits seseorang ditangkap karena ada alasan dan bukti yang cukup. Bukan ditangkap kemudian baru dicari kesalahannya. Beredar kabar bahwa Tim Pengacara Muslim (TPM) tidak diperkenankan bertemu dengan KH. Muhammad Al Khaththath.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Mengapa RRC- PKC buru-buru mengundang Prabowo?
- Pekerjaan Rumah Menanti Hadi dan AHY
- Haram Golput, Pilih Pemimpin yang Mampu Menjaga Agama dan Negara
- Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie : Prabowo Subianto Hanya Akan Menjabat Sebagai Presiden Selama Dua atau Tiga Tahun Apabila Terpilih Dalam Pemilu 2024
- Anies Sebut Film 'Dirty Vote' Cara Rakyat Respons Kecurangan
- Cara Top Up Genshin Impact Murah: Menambah Kristal Tanpa Merusak Dompet
- DPR BUKAN LAGI RUMAH RAKYAT, ASPIRASI PEMAKZULAN JOKOWI DIPERSEKUSI?
- Etika Politik "Endasmu Etik"
- PENGUSAHA JANGAN LEBAY, KAITKAN BOIKOT PRODUK TERAFILIASI ISRAEL DENGAN ANCAMAN PHK MASSAL!
- Eddy Hiariej Terima Rp3 M atas Janji SP3 Kasus Helmut di Bareskrim
- KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024
- Beban Berat Nawawi Pulihkan Kepercayaan KPK
- Bareskrim Selidiki Peretasan Data Pemilih di KPU
- Panja DPR-Kemenag Tetapkan Biaya Haji 2023, Jamaah Harus Bayar Rp 56 Juta
- Boikot Produk Terafiliasi Israel di Indonesia Bisa Melalui Penerapan UU JPH
0 Comments