Nasional / Pendidikan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 30/03/2017 08:30 WIB

Doktor Maritim IPB Siap Bantu Mahasiswa Kelautan Kembangkan Drone

kuliah umum pengembangan drone
kuliah umum pengembangan drone
BANJARBARU_DAKTACOM: Doktor Maritim lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr. Yulian Paonganan, S.Si, M.Si siap memfasilitasi mahasiswa dan dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk mengembangkan drone atau pesawat tanpa awak dalam pengembangan riset bidang maritim. 
 
Peryataan Ongen sapaan akrab Dr. Yulian Paonganan, ini disampaikan saat memberikan kuliah umum dengan tema 'Penggunaan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Untuk Pengawasan Laut dan Pemetaan Pulau-pulau Kecil' di auditorium Fakultas Perikanan Kelautan ULM Banjarbaru, Rabu (29/3/2017). 
 
Ongen, merupakan orang pertama di Indonesia yang merancang drone atau pesawat tanpa awak yang dapat mampu take off dan landing di darat maupun di air yang diberi nama OS-Wifanusa. 
 
Direktur Indonesia Maritime Institute ini dalam pemaparannya menyampaikan civitas akademika baik mahasiswa dan dosen untuk bisa terlibat danlam menciptakan drone untuk keperluan  riset bidang perikanan dan kelautan. 
 
Menurutnya, perkembangan teknologi UAV atau Drone dewasa ini semakin maju baik untuk kepentingan militer maupun sipil. Penggunaannya sudah merambah ke berbagai bidang seperti pertanian, kehutanan hingga jasa deliveri barang.
 
"Sudah saatnya juga kita kembangkan drone di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya yang sudah berkembang pesat adalah penggunaan drone untuk pemetaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil," ujar Ongen. 
 
Kata dia, penggunaan Drone lebih efektif ketimbang menggunakan citra satelit untuk kepentingan pemetaan. Selain untuk pemetaan, drone juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk pertahanan maritim dan penyelamatan pertama bagi korban yang mengalami kecelakaan di laut. 
 
"Sebenarnya perkembangan drone di luar negeri sudah maju pesat. Untuk itu, saya buktikan anak bangsa Indonesia juga bisa berkarya untuk menciptakan drone. Saya kira mahasiswa dan dosen kelautan dan perikanan Lambung Mangkurat juga bisa. Mari kita bersama-sama berkrya," jelasnya. 
 
Ongen pun membuka peluang untuk mefasilitas para mahasiswa ataupun dosen ULM untuk belajar dan melakukan riset di workshop UAV miliknya yang ada di Lembang, Jawa Barat.
 
Lebih lanjut Ongen menjelaskan beberaapa ancaman kedaulatan Maritim Indonesia yang sering terjadi adalah konflik perbatasan maritim, kisruh laut Cina Selatan, zona ekonomi eksklusif, illegal Unregulated and Unreported, human trafficking, dan juga penyelundupan narkoba. Sementara itu pengawasan untuk wilayah Maritim masih terkendala berbagai hal seperti tumpang tindih kebijakan, sarana dan prasarana yang minim, serta peningkatan kualitas SDM. 
 
Salah satu cara yang bisa lakukan untuk mengawasi laut ialah dengan menggunakan teknologi drone. Sampai saat ini, pandangan publik terhadap drone hanya sebatas helikopter kecil, padahal drone atau teknologi UAV memiliki banyak jenis dan tipe sesuai kebutuhan. Teknologi UAV sendiri merupakan pesawat tanpa awak yang dijalankan dari pusat kendali disuatu tempat yang disebut ground control system. 
 
UAV sendiri sampai saat ini banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang militer sebagai alat penyerangan misi pengintaian, perbatasan darat dan laut. Dalam bidang sipil UAV biasa digunakan untuk pemetaaan pulau-pulau kecil dan pesisir, pemantauan kebakaran hutan, illegal loging ataupun Fishing di laut, SAR, alat angkut dan sebagainya. Sedangkan untuk bidang Iptek UAV biasa digunakan sebagai media untuk mempelajari aerodinamika dan penerapannya, penelitian, pengawasan bencana, serta membuat hujan buatan. `
 
Sementara Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM, Ir. H. Pahmi Ansyari, M.S, menyampaikan ini merupakan suatu hal yang langka, karena kita tahu ilmu perikanan dan kelautan hanya berbicara masalah air akan tetapi juga bisa berbicara di udara. 
 
Bahkan nanti teknologi UAV ini nantinya bisa digunakan untuk memonitor kualitas air, bisa memperlihatkan kerusakan terumbu karang, migrasi ikan serta pemetaan wilayah perairan dan pulau pulau kecil. Mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini nantinya diharapkan bisa memanfaatkan teknologi modern di zaman sekarang untuk terus mengembangkan pengetahuan dan pemanfaatan wilayah laut Indonesia.
 
Dalam kuliah umum dengan peserta sekitar 170 orang ini dihadiri berbagai instansi seperti perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel, perwakilan Lanal Banjarmasin, Bappeda Kalsel, Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Dinas Perikanan Kabupaten Banjar serta undangan lainnya. 
Editor :
Sumber : Rilis Fakultas Kelautan Perikanan ULM
- Dilihat 2200 Kali
Berita Terkait

0 Comments