Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 01/03/2017 11:27 WIB

Dubes: Kedatangan Raja Salman Tak Khusus Bahas Terorisme

Dubes Saudi saat jumpa pers
Dubes Saudi saat jumpa pers
JAKARTA_DAKTACOM: Pertemuan antara Raja Salman dengan Pemerintah Indonesia dipastikan tidak khusus membicarakan soal terorisme. Hal itu ditegaskan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi dalam jumpa pers di Kantornya di Jakarta, Selasa (28/2) siang.
 
“Pertemuan nanti tidak akan khusus membahas terorisme. Karena terorisme tidak memiliki agama dan identitas,” kata Osama.
 
Merespon konflik di Timur Tengah, Raja Salman akan berbicara dengan Jokowi masalah Suriah dan Yaman. Osama mengatakan, Saudi hingga kini senantiasa mencari jalan perdamaian yang terbaik terhadap konflik di negara-negara tersebut.
 
“Suriah dan Yaman akan jadi pembicaraan dengan Jokowi. Pemerintah Saudi terus mencari solusi terbaik dengan cara-cara yang damai,” tegasnya.
 
Osama menjelaskan, negaranya akan menggelar pertemuan dengan ormas-ormas Islam. Mengenai pertemuan dengan Habib Rizieq, pihak Saudi menyerahkan semuanya ke Pemerintah Indonesia.
 
“Yang memutuskan nama-nama dan ormas Islam yang akan dikirim ke Raja Salman adalah pihak Kementerian Luar Negeri,” jelasnya.
 
Ditanya mengenai Aksi Bela Islam 411 dan 212, Osama mengatakan aksi tersebut adalah masalah internal Indonesia. Saudi tidak akan ikut campur mengenai hal itu.
 
“Memang, Arab adalah pemimpin Islam dunia, namun yang dimaksud tadi (aksi bela islam) adalah masalah internal Indonesia, antara masyarakat dengan pemerintah,” imbuhnya.
 
Lebih lanjut Osama mengatakan, setidaknya akan ada 10 penandatanganan MoU antara Raja Salman dengan Presiden Joko Widodo. Kesepuluh MoU tersebut merupakan perjanjian dari berbagai sektor. Seperti keamanan, islamic affair, kesehatan, budaya, pendidikan, bidang komersial, UMKM, perikanan, pertanian dan penerbangan sipil.
 
“MoU akan ditandatangani besok,” ujarnya.
 
Khusus di bidang pendidikan, Kerajaan Arab Saudi akan kembali membuka cabang salah satu universitas di Saudi di Surabaya, Makassar, dan Medan. Fokus pengajaran di kampus-kampus tersebut adalah bahasa Arab.
 
“Kami tidak izinkan pengajaran di luar agenda itu,” jawab Osama merespon pertanyaan wartawan BBC terkait isu pendidikan dan radikalisme.
 
Osama menegaskan, hubungan Indonesia dan Arab Saudi amatlah penting. “Dalam kunjungan ini ada perjanjian, dan ini menunjukkan hubungan yang sangat baik,” terangnya.
Reporter :
Editor :
- Dilihat 1106 Kali
Berita Terkait

0 Comments