Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 09/02/2017 14:00 WIB

Pers Menjadi Salah Satu Pilar Demokrasi

Surat kabar
Surat kabar
AMBON_DAKTACOM: Hari ini, Kamis (09/02) dunia pers dan seluruh insan jurnalis seluruh Indonesia memperingati puncak Hari Pers Nasional (HPN) yang berpusat di Ambon, Maluku.
 
Pers telah menjadi bagian dari pembangunan dan konsolidasi demokrasi. Bahkan menjadi salah satu pilar demokrasi itu sendiri. Pers memiliki peran penting dalam menentukan kualitas demokrasi kita.
 
“Tidak terasa, sejak reformasi digemakan kurang lebih dua dasawarsa lalu, pers merupakan salah satu pilar penting kebangkitan kehidupan bangsa dan negara dan khususnya kesadaran akan nilai-nilai demokrasi. Atas dasar itulah kita menjalani kehidupan sebagai anak bangsa hari ini,” kata Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan, di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (09/02/2017).
 
Wakil Ketua Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan itu menambahkan,  di tengah suasana politik yang sedang hangat menjelang berbagai perhelatan dan kontestasi, tentu saja seluruh masyarakat Indonesia menginginkan pers sebagai jembatan informasi yang mencerahkan dan mencerdaskan.
 
“Dalam hal ini, tentu kita berbangga dengan kebebasan informasi yang kita miliki dengan pers sebagai ujung tombak. Sebagaimana yang terkandung dalam fungsi pers seperti yang termaktub dalam UU sebagai Fungsi Informasi, Pendidikan, Hiburan dan Kontrol Sosial,” imbuh Taufik.
 
Namun saat ini, Tanah Air sedang dilanda berita dan kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau berita hoax. Hoax seakan telah mewabah dan sulit dihindari. Apalagi, realitas tersebut telah berpotensi memecah-belah dan merusak  tatanan sosial dan suasana kerukunan dan keharmonisan kehidupan masyarakat.
 
“Pers berperan dan berada di garis terdepan dalam meminimalisir berita-berita yang tidak bertanggung jawab serta bohong atau hoax,” tambah politisi F-PAN itu.
 
Untuk itu, kebijakan Dewan Pers untuk melakukan verifikasi terhadap media-media di Indonesia mendapat sambutan baik dari Taufik. Ia berharap, dengan adanya verifikasi tersebut kapasitas dan kualitas media, baik cetak, daring, dan juga eletronik lebih baik.
 
“Terkait verifikasi harus disikapi dalam kondisi yang bertujuannya sepanjang untuk mengatur, untuk menertibkan tentunya kan pasti tidak ada yang tidak setuju,” tegas Taufik.
 
Taufik mengakui, hingga saat ini ada ribuan media yang beredar, baik cetak, daring maupun elektronik. Dia tidak memungkiri dari ribuan media tersebut ada sebagian kecil yang patut dipertanyakan eksistensinya sebagai media massa.
 
“Maka, hal yang wajar apabila Dewan Pers melakuan penertiban dalam bentuk verifikasi, agar dapat dibedakan mana yang benar-benar media massa atau pun media komunitas. Justru apabila hal itu dibiarkan, maka tidak akan ada perbedaan antara para insan pers profesional dan oknum yang ingin membela kepentingan tertentu,” papar Taufik.
 
Namun, Taufik menekankan verifikasi tersebut harus transparan dan tidak tebang pilih, serta tak hanya media-media utama saja yang mendapatkannya. Taufik turut menegaskan, dirinya sangat tidak setuju apabila verifikasi itu dijadikan sebagai izin.
 
“Sepanjang untuk mengatur ketertiban saya pikir itu bukan hal yang kita takuti, justru harus kita dukung.  Tapi ketika itu ada unsur-unsur untuk membatasi ruang gerak dari media atau insan pers itu kita tolak mentah-mentah,” tambahnya.
 
Sebagaimana diketahui, Dewan Pers dikabarkan sudah memberikan verifikasi kepada 77 sebelumnya 74 perusahaan pers yang dinyatakan lolos verifikasi. Proses tersebut akan terus dilakukan, karena di Indonesia terdapat ribuan media massa.
 
Verifikasi media massa yang menjadi bahan perbincangan belakangan ini adalah hasil tindak lanjut dari Piagam Palembang tahun 2010.
 
Namun jika verifikasi ini dikaitkan sebagai dasar akibat banyaknya berita hoax, Taufik menyebutkan sebenarnya hoax adalah masalah klasik yang sudah ada zaman Perang Dunia I. Menurutnya, hoax harus ditangkal dengan teknologi yang lebih canggih lagi. Karena hoax diciptakan untuk mengaburkan informasi-informasi yang benar.
 
Taufik yakin, sebagai pilar demokrasi, pers senantiasa memberi pencerahan dan perspekif objektif tentang segala peristiwa dan isu yang menyangkut kehidupan bangsa dan negara. Pers turut serta dalam membangun kehidupan bangsa, mengontrol berbagai penyimpangan yang tidak sejalan dengan pembangunan, dan mengilhami solusi bagi segala persoalan.
 
“Selamat Hari Pers Nasional. Semoga peran Pers akan semakin memberi kontribusi positif bagi kehidupan bangsa dan negara demi mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik di masa yang akan datang,” tutup politisi asal dapil Jawa Tengah itu.
Reporter :
Editor :
- Dilihat 4773 Kali
Berita Terkait

0 Comments