Rabu, 01/02/2017 06:00 WIB
Fahira Idris meminta Kampus Identifikasi Potensi Kekerasan
JAKARTA_DAKTACOM: Kekerasan berulang-ulang yang terjadi di dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi tampaknya sudah seperti lingkaran yang hanya berputar-putar pada orbitnya saja.
Dalam kurun waktu sebulan ini saja sudah terjadi dua peristiwa kekerasan yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang mahasiswa.
Senator Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, konsekuensi hukum yang harus ditanggung oknum mahasiswa pelaku tindak kekerasan pada tahun-tahun sebelumnya ternyata belum menjadi pelajaran berharga.
Bahkan ancaman sanksi pemecatan hingga pidana penjara, belum benar-benar menjadi efek jera sehingga tindak kekerasan terutama yang dilakukan senior kepada juniornya masih saja terjadi bahkan beberapa diantaranya dengan pola dan kegiatan yang sama.
“Selama perguruan tinggi tidak mengidentifikasi potensi-potensi kekerasan yang bakal terjadi di kampusnya masing-masing dan merumuskan formulasi mencegahnya, maka di tahun-tahun mendatang peristiwa menyakitkan seperti ini akan terulang. Tahun ini harus jadi yang terakhir ada mahasiswa harus meregang nyawa karena tindakan konyol seniornya. Jangan ada lagi orang tua yang mengantar anaknya ke kampus segar bugar, tetapi pulang tinggal jenazah. Jangan ada lagi orang tua yang hancur hatinya,” tukas Wakil Ketua Komite III DPD Fahira Idris yang salah satu lingkup tugasnya mengawasi gerak laju dunia pendidikan, di Jakarta (31/1).
Menurut Fahira, realitas kekerasan di perguruan tinggi yang masih saja terjadi walau sanksi tegas sudah diberlakukan menunjukkan kekerasan sudah menjadi mata rantai bahkan budaya.
Oleh karena itu, masing-masing kampus harus melakukan kajian komprehensif atas segala hal yang dapat memicu tindakan kekerasan sehingga bisa merumuskan strategi mencegahnya.
Masing-masing kampus, tambah Fahira, mempunyai potensi dan pola praktik kekerasan yang berbeda-beda, walau mungkin mempunya gejala-gejala yang sama misalnya bersemainya potensi kekerasan biasanya terjadi di tahun ajaran baru atau pada saat mengikuti kegiatan ekstra kurikuler. Keyakinan atau pembenaran bahwa melakukan tindak kekerasan kepada junior adalah hal yang biasa karena sudah menjadi tradisi, budaya, apalagi dianggap sebagai ajang memperkuat fisik dan mental harus dihapus dari benak semua mahasiswa, karena keyakinan seperti inilah yang membuat kekerasan terus berulang.
“Jadi pendekatan mencegahnya harus komprehensif jika mata rantai kekerasan ini mau diputus. Saya berharap pimpinan kampus mengambil inisiatif ini agar tidak terus menjadi seperti pemadam kebakaran dalam setiap tindak kekerasan yang terjadi di kampus. Tantangan dunia pendidikan kita sangat berat. Harusnya praktik tindak kekerasan seperti ini sudah menjadi sejarah,” ujar Fahira.
Pendidikan, terlebih pendidikan tinggi, lanjut Fahira, sejatinya adalah alat mentransformasi siapa saja menjadi manusia seutuhnya agar berani mengubah penindasan menjadi keadilan, ketertinggalan menjadi sebuah peradaban, dan kekerasan menjadi kedamaian.
“Institusi pendidikan itu muara mengalirnya semua kebaikan untuk mengubah sebuah masyarakat, bangsa, bahkan dunia agar menjadi lebih baik. Dan semua ini akan gagal jika praktik-praktik kekerasan baik itu fisik maupun psikologis apalagi sampai menghilangkan nyawa masih terjadi. Mata rantai kekerasan ini harus segera diputus,” pungkas Fahira.
Reporter | : | |
Editor | : |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments