Polisi Harus Usut Panitia Pesta Bikini
DAKTACOM: Merayakan Ujian Nasional (UN), dengan pesta bikini, sama sekali sangat menyimpang dari moral bangsa Indonesia yang menjunjung akhlakul karimah. Apalagi pesta bikini yang undangannya terpublish di Youtube, menyasar SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun yang notabene adalah sekolah agama yang mengajarkan nilai-nilai akhlakul karimah.
Tindakan penyebutan nama SMA Muhammadiyah jelas-jelas telah menodai organisasi Muhammadiyah salah satu organisasi terbesar di Indonesia yang memiliki puluhan ribu sekolah tersebar di seleuruh Indonesia. Tak dapat dibayangkan betapa tersinggungnya warga Muhammadiyah atas pencatutan nama SMA Muhammadiyah dalam acara pesta bikini yang jelas- jelas bertentangan dengan apa yang telah diajakarkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Kita tak percaya kalau SMA Muhammadiayah terlibat dalam kegiatan yang menjurus mesum itu. Kuat dugaan kalau panitia pesta bikini justru mencatut nama sekolah Muhammadiyah agar siswa tertarik untuk mengikuti pesta bikini. Kepala SMA Muhammadiyah 11 Rawamangun Jakarta Timur, dengan tegas telah membantah jika ada siswanya yang terlibat baik dalam kepanitiaan maupun peserta pesta memalukan itu.
Seperti ramai diberitakan, undangan pesta bikini bertemakan "Splash After Class" dan "Bikini Summer Dress" tersebar melalui situs video "Youtube", telah mengundang kerprihatinan sejumlah kalangan.
Panitia acara Divine Production mengajak pelajar SMA ikut acara yang akan digelar di area kolam renang lantai 6 Hotel Media and Towers Jalan Gunung Sahari Raya Nomor 3 pada Sabtu (25/4/15) malam nanti. Panitia melarang tamu pesta membawa senjata dan obat-obatan terlarang atau narkoba.
Pengamatan dan pemerhati pendidikan, Prof. Arif Rahman Hakim, dalam sebuah TV, mengungkapkan kesedihannya atas rencana pesta bikini dalam merayakan kelulusan ujian nasional. Ia terlihat risau dengan kejadian itu dan mempertanyakan efektifitas pendidikan moral di sekolah.
Kerisauan Arif Rahman juga kerisauan kita semua. Termasuk orang tua yang saat ini memiliki anak gadis. Betapa ancaman kerusakan moral begitu dekat dengan kita.
Boleh jadi ajakan pesta bikini sengaja dilakukan untuk menyasar Anak Baru Gede (ABG), untuk dijadikan sebagai foto sur yang bisa dijual.
Oleh karena itu, sudah tepat tindakan Penyidik Polda Metro Jaya membidik penyebar undangan pesta kelulusan pelajar SMA dengan berbusana khusus bikini.
Penyidik Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sudah melacak penyebar undangan dan akan memanggil panitia penyelenggara acara Divine Production terkait rencana pagelaran itu.
Harapan kita tak polisi tak hanya sekedar melacak dan memanggil panitiua penyelanggara, tapi juga memprosesnya hingga ke pengadilan. Karena tindakan itu sudah jelas ada perbuatan yang dinilai melanggar hukum terutama upaya perbuatan melanggar asusila.
Panitia tak cukup dengan mengucapkan minta maaf. Tapi kasus ini tetap diproses secara hukum. Karena panitia telah melakukan pencemaran serhadap sekolah Muhammadiyah sebagai sekolah agama yang mengajarkan agama termasuk didalamnya moral, dan ahlak.***
Editor | : | |
Sumber | : | Ulil Albab |
- Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi
- Geliat Ekonomi Bekasi di Tengah Pandemi Covid-19
- Rintihan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi
- Masih Efektifkah Sistem Zonasi Covid-19 di Bekasi?
- Wabah Virus Corona, Haruskah Disyukuri?
- Bekasi Siapa Gubernurnya?
- Ancaman Transgender, Haruskah Kita Diam?
- Kenapa Bekasi Tenggelam?
- Nasib Bekasi : Gabung Jakarta Tenggara atau Bogor Raya?
- Air Bersih atau Air Kotor?
- Agustus Bulan Merdeka Bagi Sebagian Rakyat Indonesia (1)
- Refleksi Emas Kampung Buni di Tengah Gelar Kota Industri
- Apa Kata Netizen: Catatan Mudik 2019 Si Obat Rindu Masyarakat +62
- Diksi Kafir dalam Polemik
- Ironis, Kasus Nuril Tunjukkan Kebobrokan Hukum
0 Comments