Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Senin, 05/12/2016 11:00 WIB

Adian: Energi Aksi 212 Perlu Segera Disalurkan

Dr Adian Husaini 1
Dr Adian Husaini 1
BEKASI_DAKTACOM: Aksi Bela Islam III,  2 Desember 2016, yang sekarang populer dengan sebutan Aksi 212, telah menghimpun energi umat Islam yang begitu dahsyat. Energi itu perlu segera disalurkan untuk menggerakkan mesin-mesin kebangkitan umat Islam di berbagai bidang kehidupan.  
 
“Momentumnya sangat tepat, seperti era 1940-an,” demikian pendapat pengamat media Adian Husaini, dalam acara ULASAN MEDIA, Radio Dakta 107 FM, pagi ini, Senin (5/12).
 
Menurut Adian, setiap yang hadir dalam Aksi 212, bisa merasakan suasana yang indah, dan perasaan haru yang luar biasa. Itu ditambah lagi dengan kondisi alam yang mengiringi perjalanan acara. Di pagi hari, gerimis sempat mengguyur sejenak, seperti menyiram bumi dengan keteduhan dan kesejukan. 
 
Sepanjang acara, matahari juga enggan menyengat. Bahkan, di akhir acara, hujan mengguyur, menutup seluruh pagelaran ibadah itu dengan kedamaian dan kesejukan jiwa yang sangat dalam. 
 
“Semangat berkorban, semangat tolong menolong, dan semangat juang yang tinggi dalam Aksi 212, mengingatkan kita pada perjuangan jihad melawan penjajah kafir. Itu seperti situasi rakyat yang berbondong-bondong mendukung jihad Pangeran Diponegoro, Jenderal Sudirman, dan sebagainya, ” papar Adian.
 
Adian berharap, tidak ada pihak-pihak yang mendikotomikan antara Islam dan Indonesia, dengan membuat aksi-aksi tandingan yang mengatasnamakan ke-Indonesiaan. Seolah-olah ada dikotomi antara “Islam” dan “Indonesia”. Sebab, bagi umat Islam, Islam dan Indonesia itu telah menyatu!  Indonesia adalah amanah Allah yang wajib dijaga dan dibela. 
 
“Para ulama-lah yang menyatukan Nusantara ini dengan Islam dan bahasa Melayu. Itu Fakta sejarah. Dan itulah teori dari Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, yang membantah berbagai teori penyatuan Nusantara yang dikonsep oleh orientalis Belanda,” kata Adian.
 
Karena itu, Adian mengimbau, agar umat Islam mengevaluasi pelajaran sejarah, yang menafikan peran ulama, Islam, dan bahasa Melayu dalam proses penyatuan Nusantara.  
 
“Sekolah-sekolah islam sebaiknya mengajarkan kembali kitab-kitab karya ulama berbahasa Arab Melayu, agar anak-anak kita tidak terputus dari sejarah perjuangan para ulama Nusantara,” imbau Adian. 
 
Momentum Aksi 212, menurut Adian, adalah saat yang tepat untuk mengalirkan energi perjuangan umat Islam ke berbagai bidang perjuangan, seperti bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, sains dan teknologi, media massa, dan sebagainya. 
 
“Energi itu harus mampu menggerakkan kebangkitan umat,  sehingga umat Islam menjadi pemimpin (imam) di berbagai bidang kehidupan,” jelas Adian. 
 
Lebih istimewa lagi,  Aksi 212 digerakkan oleh ulama-ulama muda berusia 40-50 tahun, khususnya duet ulama: Habib Rizieq Shihab dan KH Bahtiar Nasir.   
 
“Kita berdoa semoga para ulama kita itu dijaga oleh Allah SWT. Karena mereka sedang mendapatkan amanah yang sangat berat untuk memimpin umat Islam Indonesia,” papar Adian.
 
Acara ULASAN MEDIA Radio Dakta 107 FM mengudara setiap Senin-Kamis pukul 06.30-07.00, dan dapat diikuti melalui livestreaming www.dakta.com. 
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 4384 Kali
Berita Terkait

0 Comments