Ulama Bal’am di Baura
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti setan maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat (QS Al A’raf 7:175)
Jika Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan dia dengannya, tetapi dia cenderung pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka, perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya maka diulurkannya lidahnya. Dan jika kamu membiarkanya, maka ia mengulurkan lidahnya pula. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir (QS.Al A’raf 7:176)
Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat dzalim (QS.Al A’raf 7:177).
Menurut Abdullah bin Mas’ud, bahwa orang dimaksud pada surat Al A’raf ayat 175 hingga 177, adalah Bal’am bin Baura, seorang Bani Israel.
Ia adalah seorang ulama yang memiliki keilmuan yang dalam, akan tetapi dia diuji Allah dengan fitnah harta dan dunia. Kemilaunya harta dan keindahan dunia telah menyilaukan hati Bal’am sehingga dia tak mampu lagi berkata jujur terhadap kitabullah pada saat ujian itu datang.
Bal’am tergiur dengan godaan dunia dan iming-iming wanita. Sehingga tatkala dia diperintahkan untuk mendoakan keburuklan Nabi Musa maka diapun menuruti kehendak kaumnya. Sebenarnya Bal’am, menyadari dan mengetahui hakekat Musa yang sesungguhnya bahwa dia orang yang jujur yang selalu berada di jalan yang benar.
Sikap Nabi Musa yang “radikal” dan tegas terhadap prinsipnya untuk membela kaumnya, telah dipandang oleh penantangnya sebagai sikap teror dan pelanggaran HAM.
Sebenarnya Bal’am, mengetahui bahwa apa yang dibawa Musa adalah kebenaran, meskipun di mata Bani Kan’an dia dianggap sebagai sosok yang kasar dan kaku pendiriannya.
Bal’am terus diiming-iming kaumnya dengan dunia. Bal’am diminta agar menjelekkan citra Nabi Musa dan kaumnya. Kelemahan iman Bal’am dan kecintaanya terhadap dunia telah menyebabkan dirinya mengikuti kemauan manusia.
Nampaknya, tipologi ulama yang bermental Bal’am bin Baura begitu nyata saat ini. Para ulama yang hidup dikelilingi kemewahan dan kemakmuran dunia, begitu mudahnya mereka menuruti apa yang diinginkan thagut-thogut kafir.
Ketika orang kafir tertimpa bencana sebagaimana, penyerangan kantor media Charlie Hebdo, maka ulama Bal’am dengan cepat merespon dan memberikan simpati dan dukungan kepada orang kafir. Bukan hanya itu, mereka juga mengutuk orang-orang mukmin dan mendo’akan keburukan kepada mereka.
Diantara do’a kelompok ulama Bal’am yang paling berbahaya adalah fatwa yang dikeluarkan oleh mereka tentang keharusan untuk menolak paham Islam State Irak Syam, (ISIS). Ada ulama Bal’am, yang mengutuk keras serta mengeluarkan Fatwa tentang sesatnya ISIS, dengan berdalih ISIS telah melakukan pembunuhan, kekerasan, teror. Dieksekusinya beberapa orang dinilai sebuah kejahatan yang luar biasa dan melanggar HAM, dan tak sesuai dengan Islam. Tapi ia tak pernah mengecam tentang tragedi perang Irak yang telah merenggut lebih satu juta nyawa anak-anak yang tak berdosa. Berapa juta umat Islam yang tewas pada perang Afghanistan yang domotori Amerika Serikat, Ulama Bal’am tak pernah protes meski umat Islam dihinakan di penjara Guantanamo. Ia tak pernah megugat, maupun protes terhadap pembantaian umat Islam di Palestina oleh Islarel.
Yang terjadi hari ini, banyak sekali ulama Bal’am yang setia kepada penguasa. Mereka terus mengeluarkan pernyataan, fatwa, yang menyenangkan penguasa untuk menjelek-jelekkan para mujahid yang berjihad untuk menegakkan syariat Islam.
Ya Allah berikanlah kesadaran kepada mereka yang sekarang ini meniru langkah ulama Bal’am, agar mereka kembali kepada jalan yang benar menuruti Sunnah Mu dan sunnah Rasul-Mu.***
Editor | : | |
Sumber | : | Ulil Albab |
- Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi
- Geliat Ekonomi Bekasi di Tengah Pandemi Covid-19
- Rintihan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi
- Masih Efektifkah Sistem Zonasi Covid-19 di Bekasi?
- Wabah Virus Corona, Haruskah Disyukuri?
- Bekasi Siapa Gubernurnya?
- Ancaman Transgender, Haruskah Kita Diam?
- Kenapa Bekasi Tenggelam?
- Nasib Bekasi : Gabung Jakarta Tenggara atau Bogor Raya?
- Air Bersih atau Air Kotor?
- Agustus Bulan Merdeka Bagi Sebagian Rakyat Indonesia (1)
- Refleksi Emas Kampung Buni di Tengah Gelar Kota Industri
- Apa Kata Netizen: Catatan Mudik 2019 Si Obat Rindu Masyarakat +62
- Diksi Kafir dalam Polemik
- Ironis, Kasus Nuril Tunjukkan Kebobrokan Hukum
0 Comments