Selasa, 21/04/2015 17:18 WIB
Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Wanita Semakin Marak
JAKARTA_DAKTACOM: Bebaskan wanita dari penyalahgunaan narkoba. Tentu hal itu harus ditegaskan, karena penyalahgunaan narkoba dikalangan wanita kian menjalar, baik sebagai pengguna maupun kurir mereka lakoni.
Hal ini disampaikan Deputi Rehabilitasi BNN, Diah Setia Utami bahwa, saat ini dari 4 juta penyalahgunaan narkoba, 24 persen adalah wanita. Dia mengatakan ada tiga faktor yang menyebabkan wanita sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkoba, Jakarta, Selasa (21/-04/15).
Pertama faktor psikologis, wanita lebih riskan karena menggunakan segala sesuatu dengan emosional. Seringkali juga tidak seimbang antara nalar dan perasaan. Orang seperti ini ketika menghadapi situasi yang membuat dia tidak nyaman maka, akan lebih mudah lari ke narkoba, sehingga narkoba disalahgunakan.
Kedua, pengalaman empiris menemukan bahwa sebagian besar wanita yang menjadi penyalahgunaan narkoba awalnya adalah wujud perhatian dengan pasangannya.
"Ya biar dianggap setia dan perhatian. Namun akhirnya terjerumus menjadi penyalahguna narkoba," kata Diah.
Ketiga stigma negatif terhadap perempuan. Misalnya ada wanita pengguna ganja dengan tujuan rekreasional. Kemudian masyarakat mencap wanita tersebut sebagai wanita yang tidak baik.
Menurutnya, inilah kemudian yang membuat pengguna wanita sulit untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.
"Harusnya masyarakat membantu mereka untuk keluar dari persoalan yang dihadapi," ujarnya.
Selain itu, era globalisasi yang ditandai dengan berkembangnya teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi wanita. Saat ini peredaran narkoba melalui teknologi sudah sangat marak. Dunia maya telah mendekatkan antara satu orang dengan yang lain.
"Saling kontak bisa terjadi kapan saja. Inilah yang dimanfaatkan oleh sindikat untuk merekrut wanita sebagai pengguna maupun sebagai kurir," jelas Diah.
“Ada perubahan gaya hidup dari wanita sekarang menjadi lebih hedonis. Apapun yang mereka kerjakan tidak peduli dengan risikonya. Mau menjadi kurir, mau dinikahi oleh bandar besar, asal semua kebutuhannya dapat terpenuhi," lanjutnya.
Diah berharap, wanita lebih pandai dalam mendidik dan membesarkan buah hati. Sebab, wanita Indonesia adalah tiang pembangunan bangsa. Harusnya sejak awal dalam kandungan dan usia emas anak (5 tahun) seorang ibu harus menanamkan hal-hal, mengenai apa saja yang membahayakan bagi anaknya.
"Misalnya diberi tahu apa itu narkoba, mengapa itu dilarang dan bahayanya bagaimana," harapnya.
Bagi wanita yang sudah terlanjur menjadi penyalahguna narkoba, Diah menyarankan, untuk segera melaporkan diri untuk mendapat layanan rehabilitasi.
“Model rehabilitasi yang dikembang ke depan adalah model rehabilitasi yang tidak mengganggu pekerjaan dan aktivitas belajar. Apalagi saaat ini sudah banyak rumah sakit yang menerima pasien penyalahguna narkoba," tutup Diah
Editor | : | |
Sumber | : | Sindonews.com |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments