Percepatan Pembangunan Pariwisata di Era Jokowi-JK
JAKARTA_DAKTACOM:CORE Indonesia berpendapat bahwa kebijakan ini merupakan satu langkah penting, tidak hanya untuk meredam pelemahan nilai tukar Rupiah,tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang selama ini masih cenderung tumbuh linier dan tertinggal dari banyak negara lain termasuk negara -negara tetangga di ASEAN.
Hal itu disampaikan Hendri Saparni,Direktur Eksekitif CORE Indonesia, dalam release, yang dikirimkan ke dakta.com, Selasa (21/4/15).
Diungkapkan, Pada bulan Maret lalu Pemerintah mengeluarkan paket-paket kebijakan untuk mengatasi permasalahan defisit neraca transaksi berjalan yang menjadi salah satu pemicu utama melemahnya nilai tukar Rupiah akhir-akhir ini.
"Di antara paket kebijakan tersebut adalah kebijakan bebas visa bagi 30 negara untuk kunjungan singkat
/wisata ke Indonesia" kata pengamat ekonomi ini.
Dijelaskan, Kebijakan ini diharapkan akan dapat menarik lebih banyak jumlah wisatawan dari negara-negara tersebut untuk berkunjung ke Indonesia, sehingga dapat mendongkrak penerimaan devisa negara.
"CORE Indonesia berpendapat bahwa kebijakan ini merupakan satu langkah penting,tidak hanya untuk meredam pelemahan nilai tukar Rupiah,tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang selama ini masih cenderung tumbuh linier dan tertinggal dari banyak negara lain termasuk negara -negara tetangga di ASEAN" tandasnya.
Pariwisata menurutnya, memang telah ditetapkan sebagai sektor prioritas pendorong ekonomi oleh Pemerintahan Jokowi-JK.
Di dalam RPJMN 2015-2019 pun pemerintah telah menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara hingga 20 juta pada tahun 2019.
Namun sayangnya, hingga saat ini belum ada suatu peta jalan (roadmap) yang jelas terkait strategi pengem
bangan sektor pariwisata dalam lima tahun ke depan untuk mencapai target tersebut. Oleh karenanya,CORE perlu memberikan beberapa catatan yang sangat penting untuk dapat meningkatkan kinerja sektor pariwisata dalam lima tahun ke depan.
Pertama, percepatan pertumbuhan sektor pariwisata akan dapat mengatasi defisit neraca jasa yang menjadi salah pemicu defisit neraca transaksi berjalan Indonesia selama ini. Namun, untuk dapat meredam defisit pada neraca jasa, pertumbuhan sektor pariwisata harus didorong lebih cepat, tidak sekedar mengikuti trend pertumbuhan linier seperti yang terjadi selama ini.
Potensi besar sektor pariwisata dalam mengatasi defisit neraca jasa telah dibuktikan oleh Thailand, yang pada 2013 lalu berhasil mencapai surplus neraca jasa akibat percepatan pertumbuhan jasa perjalanan sejak tahun 2012.Padahal sebelumnya Thailand, sebagaimana juga Indonesia, selalu mengalami defisit neraca jasa yang dipicu oleh besarnya defisit pada jasa transportasi.
Hingga saat ini jasa transportasi Thailand sebenarnya masih terus mengalami defisit yang sangat besar,bahkan lebih besar daripada defisit yang dialami Indonesia, akibat tingginya ketergantungan terhadap jasa pengangkutan asing untuk menunjang aktivitas ekspor-impor mereka.
Akan tetapi, kelemahan ini mereka tutupi oleh keunggulan pada sektor pariwisata, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin dipercepat pertumbuhannya sehingga menghasilkan surplus jasa perjalanan yang dapat melebihi defisit pada jasa transportasi, pungkas Hendri Saparini
Editor | : | |
Sumber | : | Ulil Albab |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments