Mutiara Hikmah /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 21/04/2015 07:04 WIB

Ya Allah Kenalkan Aku Dengan Diriku (2)

Ketundukan Hati Kepada Allah
Ketundukan Hati Kepada Allah

Mengenali diri memang penting. Rasulullah saw juga mengajarkan kita  untuk lebih banyak becermin dan mengevaluasi diri sendri, ketimbang becermin  dan mengevaluasi diri orang lain. Orang yang sibuk oleh aib dan kekurangannya, kata Rasulullah saw, lebih beruntung, ketimbang  orang yang sibuk memperhatikan kekurangan orang lain.

Dan memang manfaat menjalani nasihat Rasulullah saw  ini adalah seperti dikatakan Ibnu Qoyyim, “ Barang siapa yang mengenal dirinya, ia akan sibuk  untuk memperbaiki  diri dari pada sibuk mencari-cari aib dan kesahan orang lain”

Gemgamlah erat-erat tali keimanan itu

Kenalilah diri. Pahami kebiasaannya. Rasakan setiap getaran-getaranya. Lalu berhati-hati dan kontrollah  kemauan dan kecenderunganya. Waspadai kekurngannya dan manfaatkan kelebihannya. Berdo’alah kepada Allah agar Ia menyingkap ilmu-Nya  tentang diri. Sebagimana senandung do’a yang dilantunkan Yusuf bin Asbath, murid Sofyann Ats-Tsauri : Allahumma arrifni nafsii, Ya Allah kenalakan aku dengan diriku....

Jiwa mmanusia banyak yang menyimpan rahasia. Misteri hati dan jiwa manusia sulit dikenali dengan baik  kecuali dengan bantuan Allah swt, kepada kita. Kerena itu ulama terkenal yang ahli dalam masalah kejiwaan Sahal bin Abdillah mengatakan bahwa mengenali diri sendiri itu lebih sulit dan lebih halus  daripada mengenali musuh. Artinya, aib dan kekurangan yang terselubung dalam diri, sangatlah sulit dideteksi, dan harus dibuka oleh Allah agar seseorang dapat membersihkan  diri dan jiwanya.

Jika seseorang telah berhasil  mengenal dan mengetahui bagaimana kondisi jiwanya, maka ia akan mudah mengontrol dan mengawasi keinginan-keinginan buruknya. Inilah yang dikatakan ulama Makkah bernama Wuhaib  bin  ward. “Sesungguhnya di antara kebaikan jiwaku adalah pengetahuanku tentang keburukan jiwaku. Cukuplah seorang mukmin memelihara dirinya dari keburukan bila ia mengetahui keburukan jiwanya kemudian ia meluruskannya”

Sebagaimana juga perkataan Hasan Al Bashri, “ Seorang hamba masih dalam keadaan baik selama ia menyadari dan mengetahui  sesuatu yang merusak amal-amalnya. (Az Zuhud, Imam Ahmad).

  • Dikutip dari Mencari Mutiara di dasar Hati, oleh: Muhammad Nursani.
Editor :
Sumber : Ulil Albab
- Dilihat 2484 Kali
Berita Terkait

0 Comments