Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Senin, 26/09/2016 11:00 WIB

Pemkot Bekasi: Banjir Karena Saluran Bawah Tol Tersumbat

Banjir di Perum Pondok Timur Indah
Banjir di Perum Pondok Timur Indah
BEKASI_DAKTACOM: Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat, mengevaluasi banjir yang terjadi di wilayahnya akibat saluran dari hulu ke hilir yang tersumbat. Saluran tersebut berada di bawah Tol Jakarta-Cikampek sehingga perlu penanganan dan biaya besar untuk memperbaiki saluran "crossing tol ini.
 
"Banjir yang terjadi pada Sabtu (24/9) dan Minggu (25/9) malam terjadi akibat tersumbatnya saluran di bawah tol (crossing)," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Tri Adhianto, Senin (26/9).
 
Dia mengatakan, terdata ada 13 saluran di bawah Tol Jakarta-Cikampek yang berada di wilayah Kota Bekasi. Ke-13 saluran tersebut tersebar mulai dari Bekasi Timur (perbatasan dengan Kabupaten Bekasi) hingga Pondokgede (perbatasan dengan Jakarta Timur) yang dilintasi Tol Jakarta-Cikampek.
 
Tri mengatakan, banjir yang terjadi pada Sabtu (24/9) malam melanda wilayah Perumahan IKIP-Jatikramat dan Nasio-Jatimakmur.
 
Lalu, pada Minggu (25/9) malam banjir melanda beberapa perumahan di Perumahan Rawalumbu dan Narogong Indah, Kecamatan Rawalumbu.
 
Saluran di bawah tol Jakarta-Cikampek ini sudah dibangun sejak puluhan lalu. Sebelum membangun jalan tol tersebut, sudah dipersiapkan saluran di bawah tol ini. "Sekarang ini, sudah bukan berbicara keweangan siapa yang merawat 'crossing' tol, pemerintah daerah juga akan ikut andil dalam memperbaiki dan memperlebar saluran tersebut," ujar Tri.
 
Awalnya, kata Tri, saluran di bawah tol tersebut merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Ciwilung-Cisadane (BBWSCC) dan PT Jasa Marga.
 
"Awalnya, BBWSCC dan Jasa Marga yang melakukan perawatan crossing tol tersebut, namun karena sudah puluhan tahun saluran tersebut tersumbat. Kini, pemerintah daerah juga wajib memperbaiki saluran tersebut," imbuhnya.
 
Meski begitu, Tri pesimistis karena membutuhkan biaya besar untuk menormalisasi saluran di bawah jalan tol tersebut.
 
"Diperkirakan satu saluran bawah tol memerlukan dana Rp 50 miliar. Pengerjaan yang sulit karena di bawah jalan tol tanpa harus merusak jalan di atasnya. Harus dilakukan pengeboran untuk memperbesar saluran tersebut," ucapnya.
 
Dia pun mengklaim telah mengerahkan tim pembersihan kali untuk menyisir kali yang tersumbat sampah atau pun lumpur.
 
"Ternyata memang curah hujan yang besar dan masih ada beberapa lokasi yang air memang tersumbat lumpur seperti saluran bawah tol itu," katanya.
 
Menurut Tri, langkah jangka pendek Pemkot Bekasi akan membangun penampungan air sementara di beberapa lokasi yang kerap terjadi banjir saat hujan turun.
 
Menurut warga di sekitar Rawalumbu, tandon air seluas 1,6 hektare yang berlokasi di Kelurahan Pengasinan belum memiliki alat penyedot air. Padahal, tandon air tersebut sudah dioperasikan sejak setahun yang lalu.
"Di lokasi tandon tersebut belum memiliki alat penyedot air. Kami pengurus RT sudah berkali-kali rapat dengan lurah dan menyatakan tandon tersebut pembangunannya baru tahap pertama," ujar Ketua RT 01/RW 28, Sarwindo.
 
Terpisah, Komisi B DPRD Kota Bekasi, Ronnny Hermawan, meminta pemerintah daerah segera bertindak cepat untuk mengatasi permasalahan banjir di Kota Bekasi.
 
"Dalam hal ini, Disbimarta harus segera bertindak cepat karena sebentar lagi memasuki musim hujan dan intensitas curah hujan semakin tinggi. Dan potensi banjir semakin besar," pungkasnya.
Editor :
Sumber : Beritasatu.com
- Dilihat 1591 Kali
Berita Terkait

0 Comments