Selasa, 20/09/2016 11:00 WIB
KPPPA dan Fatayat NU Launching Gerakan Perlindungan Anak
JAKARTA_DAKTACOM: Pengurus Pusat (PP) Fatayat Nahdhatul Ulama (NU) melaunching program Gerakan Perlindungan Anak dari Tindak Kekerasan yang disingkat Gelatik. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Sari Pan Pasific, Senin (19/9) ini dihadiri pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta perwakilan organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dalam sambutannya, Ketua PP Fatayat NU, Anggia Ermarini menjelaskan, program Gelatik dilatarbelakangi maraknya tindak kekerasan yang menimpa anak akhir-akhir ini. Apalagi, sebagai organisasi Fatayat NU juga fokus terhadap kasus-kasus sosial kemasyarakatan salah satunya terkait tindak kekerasan.
"Sejak terbentuk memang Fatayat jelas fokus terhadap masalah sosial yang ada. Kali ini, kami khusus memprogramkan Gelatik agar anggota-anggota Fatayat hingga tingkat Pengurus Anak Ranting turut serta melindungi anak-anak dari kekerasan," ujarnya.
Ditambahkan, sementara ini sebagai langkah awal akan program Gelatik akan dilakukan di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Lampung Timur sebagai pelopor awal. "Rencana ke depan semoga bisa menyeluruh ke semua tingkatan pengurus Fatayat NU," imbuhnya.
Selain launching program, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan KPPPA sebagai tindaklanjut program dalam jangka panjang serta turut serta mengantisipasi masalah kekerasan di Indonesia.
Sementara itu, Deputi Perlindungan Anak KPPPA, Pribudiarta Nur Sitepu mengapresiasi kegiatan yang diprogramkan pihak PP Fatayat NU. Selain itu, pihaknya juga mengharapkan partisipasi semua elemen untuk menanggulangi masalah kekerasan ini.
"Selama ini, pihak KPPPA sudah mencanangkan berbagai program mulai Kota Layak Anak (KLA) hingga Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang melibatkan langsung masyarakat dari semua tingkatan," ujarnya.
Dia yakin, kesadaran untuk menjaga anak sebenarnya menjadi tanggung jawab bersama sehingga harus bersinergi. "Selama ini, masalah-masalah anak terjadi karena orang tua kurang peduli, anak yang tak mampu memahami situasi hingga kurangnya komunikasi antar keluarga," jelasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | nu.or.id |
- RESMI DILANTIK, DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS AKSI RELAWAN MANDIRI HIMPUNAN ALUMNI IPB MASA BAKTI 2024-2029
- BAZNAS Berikan Rekomendasi Izin Pembentukan Bagi LAZ Al-Kahfi Peduli
- Jangan Sampai Dideportasi, Ini Cara Bikin Visa Wisata ke Luar Negeri
- Obsatar Sinaga Pimpin ICMI Jabar Seusai Terpilih Dalam Muswil
- Peresmian Kampung Zakat Desa Bersinar Uwemalingku (beriman, bersinergi, dan berkarya)
- Anter Bantuan Hewan Ternak Pakai Perahu Eretan, Bukti Dukungan Pemberdayaan Ekonomi Pesantren
- Program Tebar Sarung dan Mukena: Menjawab Keperluan Jiwa para Korban Semeru
- Dana Muktamar IV Wahdah Islamiyah Sebagian Dialihkan untuk Korban Bencana
- Himpunan Alumni IPB Salurkan Bantuan Kemanusiaan Terdampak Erupsi Semeru
- Bentuk Apresiasi, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2021
- Meriah, Sahabat Yatim Indonesia Rayakan Milad Laznas Ke-12 Tahun
- REI DPD Jabar dan Komisariat Bekasi Beri Santunan dan Sebar Wakaf 1000 Mushaf Al Quran
- HA-E IPB Serahkan Donasi untuk Masyarakat Terdampak Bencana di NTT dan NTB
- Human Initiative Miliki 4 Program Bukber
- Terima Donasi Kembali, BAZNAS Akan Salurkan Bagi Warga Terdampak Pandemi
0 Comments