Nasional / Pendidikan /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 07/05/2016 09:00 WIB

Ma’had ‘Aliy Imam al-Ghazali Hasilkan Karya Ilmiah Bermutu

Menulis Karya Ilmiah
Menulis Karya Ilmiah
SOLO_DAKTACOM: Pesantren Tinggi (Ma’had ‘Aliy) Imam al-Ghazali (MAIG) berhasil meluluskan beberapa karya ilmiah (Tesis) yang bermutu tinggi. 
 
Demikian disampaikan Dr. Adian Husaini, usai menguji beberapa Tesis para mahasantri MAIG, di Kota Solo, Sabtu (7/5).  
Bahkan, Adian menyatakan kagum dengan semangat para mahasantri yang mengerjakan karya ilmiah melampaui standar yang ditetapkan pesantren.
 
Sebagai contoh adalah Tesis berjudul “Nativisasi Kebudayaan Jawa Pada Masa Kolonial (1800-1942)”, karya Ahda Abid al-Ghifari.  
 
Tesis ini menjabarkan pernyataan tokoh Islam Mohammad Natsir  yang menyebutkan salah satu tantangan dakwah Islam di Indonesia adalah program Nativisasi.  
 
Ahda berhasil membuktikan bahwa program nativisasi adalah rekayasa penjajah Inggris dan Belanda yang masih berlanjut hingga saat ini. Termasuk dalam dunia pendidikan.
            
Judul-judul Tesis lain yang diujikan adalah: Indoktrinasi Pancasila Pada Masa Orde Baru, Manhaj Aqidah KH Hasyim Asyari dan Implentasinya terhadap Paham Syiah, Pemikiran Feminisme Lesbian di Indonesia (Studi Kasus Jurnal Perempuan), Konsep Adab Hamka,  Kristenisasi Kaum Tionghoa di Indonesia, dan Aplikasi Adab Melalui Pengajaran Siroh Nabi.
            
Menurut Adian, Tesis tentang Konsep Adab dari Hamka juga berhasil menyusun gambaran konsep adab dari Hamka, dari puluhan karya Hamka. 
 
“Saya sangat menghargai kesungguhan para maha santri ini.  Padahal, dengan menulis Tesis itu, mereka tidak meraih gelar apa-apa, sebab MAIG adalah pendidikan non-formal pesantren murni. 
 
Karya-karya ilmiah ini benar-benar berangkat dari semangat keilmuan yang tinggi,” ujar Adian, yang juga Pembina di MAIG.
            
Mudir MAIG M. Isa Anshary menyatakan, bahwa selama sekitar  6 bulan, para mahasantri telah mendapatkan berbagai perkuliahan yang mengarah pada pembentukan guru yang berkualitas. Mahasantri MAIG adalah lulusan sarjana S-1 atau yang sederajat,  yang berasal dari berbagai daerah.  
 
“Kita ingin melahirkan guru-guru yang ikhlas, berjiwa mujahid dakwah, memiliki wawasan yang luas, dan mampu menulis karya ilmiah dengan baik,” kata Isa Anshary, yang juga kandidat doktor Pendidikan Islam di Universitas Ibn Khaldun Bogor. 
            
Selama 6 bulan perkuliahan, para mahasantri MAIG telah mendapatkan kuliah dari  Dr. Adian Husaini, Dr. Syamsuddin Arif, Dr. Henry Shalahuddin, Dr. Tiar Bakhtiar, Ust. Kholili Hasib MA,  Ust Susiyanto, Ust Isa Anshary,  Ust Arif Wibowo,  Ust Mulyanto,  Ustdh Dewi Purnomowati, dan sebagainya.  
            
Usai ujian Tesis, Dr. Adian mengingatkan, bahwa “guru” bukanlah ‘tukang mengajar’. “Guru adalah pekerjaan intelektual, yang memerlukan keikhlasan, kesungguhan, dan kreativitas. Karena itu perlu ilmu yang mencukupi. Untuk itulah, MAIG dibentuk, sebab banyak sekali sekolah-sekolah Islam yang kesulitan mencari guru-guru yang baik,” ujarnya
Editor :
Sumber : RIlis MAIG
- Dilihat 1830 Kali
Berita Terkait

0 Comments