Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Senin, 06/04/2015 12:42 WIB

Siswa SMPN 7 Bekasi Hanyut di Sungai Cikeas

Ilustrasi Tenggelam
Ilustrasi Tenggelam
BEKASI_DAKTACOM: Muhammad Riski Ardan (14) siswa SMPN 7 Bekasi, Kayuringin, Bekasi Selatan, hanyut di sungai Cikeas saat kegiatan pramuka di Bumiperta Jatiasih, Ahad, (05/04/15).
 
Saat ini pihak sekolah telah berupaya maksimal, dengan menggerakkan segala jenis bantuan bersama dengan pramuka peduli, Basarnas dan juga pihak kepolisan pihak TNIAD yang menerjunkan perahu karet untuk menyisir kembali Sungai Cikeas, karena pada terakhir kemarin sampai dengan pukul 20.00 WIB, korban masih belum ditemukan. 
 
Sampai pagi ini, termasuk kapolsek Jatiasih terjun langsung untuk menyisir sampai dengan jarak yang terjauh yang dimungkinkan oleh para relawan ini. Namun jasad korban belum ditemukan.
 
Hal ini dikatakan Pembina Pramuka SMPN 7 Bekasi, Muhamad Fauzi (26) kepada Dakta,  Senin (6/4/15). Dikatakan, para relawan melakukan penyisiran kurang lebih 10 sampai dengan 15 km dari lokasi.
 
"Kurang lebih 10 sampai 15 km dari lokasi melakukan penyisiran, karena melihat arus yang deras dan juga banyaknya pohon bambu, itu yang memungkinkan bahwa korban tidak terlalu jauh, masih tersangkut diakar pohon," ujar Fauzi.
 
Fauzi menceritakan kronologis kejadian hanyutnya Ardan di sungai Cikeas ini, ia mengatakan bahwa Ardan berinisiatif ingin menyebrangi sungai dengan berenang.
 
Saat itu Fauzi bersama regu terakhir datang ke pos, dan melihat sungai Cikeas itu anggota regu merasa antusias ingin menyebrangi sungai  yang menjadi pemisah antara pos dan perkemahan. 
 
"Pos terakhir dengan perkemahan jaraknya dekat hanya dipisahkan oleh sungai Cikeas, dan di situ anak-anak tergerak untuk mencoba menyebrangi dengan berenang. Dari situ pihak pembina sudah berupaya untuk mencegah dan kami juga mencontohkan seberapa dalam sungai ini, salah satunya ketua regu yang mencoba memasuki sungai tersebut dan kedalaman sungai kurang lebih sedada, tapi karena kecepatan sungai deras, saya sama sekali tidak mengijinkan mereka untuk menyebrangi sungai ini," kata Fauzi.
 
Ada 4 regu dalam kegiatan pramuka ini, dan regu Rajawali yang merupakan regu korban adalah regu terakhir.
 
"Ada 4 regu, dan regu terakhir ini adalah regu rajawali yaitu regu korban. Pemimpin regu ini bisa meyebrangi sungai dengan membawa tali dan bisa berenang, dan teman-teman yang melihatnyapun  termotivasi untuk berenang juga, tapi di situ saya larang, saya menyuruh agar kita muter saja ke perkemahan. Namun mereka tetap ingin mau berenang dan Ardan ini langsung menggunakan talinya sedalam badannya, Ardan bilang kepada saya "gak apa-apa kak, ini kan terakhir kalinya saya mau pulang". Saya sudah sangat mencegah mereka," jelas Fauzi
 
Pencegahan yang dilakukan Fauzi tidak digubris oleh Ardan yang ingin berenang, sambil menyiapkan tali yang ia punya, ia menyiapkan diri untuk berenang. 
 
"Saat Ardan ingin melompat, saya masih tarik talinya, saya tegaskan kepadanya bahwa ini berbahaya, arusnya deras, tapi ia kekeh berenang ke sungai. Lalu karena merasakan arus yang deras Ardan panik, lalu Ali si ketua regu mencoba menyelamatkan Ardan, begitu pula para alumni. Tapi karena arus yang deras, ya Ardan terbawa arus," jelasnya.
 
Untuk meluruskan kabar dari media, dalam wawancara bersama Dakta ini, Fauzi menegaskan bahwa kegiatan pengujian kenaikan tingkat itu tidak benar dan tidak ada kegiatan berenang dalam agenda kegiatan ini.   
 
"Dalam kegiatan ini tidak ada kegiatan melakukan penyebrangan sungai, ini adalah inisiatif peserta atau lebih tepatnya regu Rajawali yaitu regu terakhir dalam kegiatan ini. Regu terakhir mencoba berenang menyebrangi sungai. Padahal pembina sudah berkali-kali mencegah untuk tidak menyebrangi sungai dengan berenang," ujar Fauzi
 
Kegiatan pramuka ini sudah beberapa kali dilakukan oleh SMPN 7 Bekasi, dan sudah direkomendasikan selevel pihak kuartir cabang serta disetujui orangtua murid.
 
"Kalau kita tak dapat rekomendasi dari kuartir cabang untuk berkemah di Buperta Bekasi, kita juga tidak melakukannya, tapi karena kita sudah mendapat ijin jadi kita lakukan. Dan  angket kepada orangtua murid sudah kita sebar, yang dijinkan ikut, kita ikutkan dan tidak dijinkan ya tentu tidak kita ikutkan dalam kegiatan ini," tegas Fauzi.
 
Reporter : Warso Sunaryo
Editor :
- Dilihat 5104 Kali
Berita Terkait

0 Comments