Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 12/04/2016 11:00 WIB

Dr. Adian: Ulama Jakarta Berduka Atas Pernyataan Ahok Soal Bir

Adian Husaini 3
Adian Husaini 3
BEKASI_DAKTACOM: “Kyai Bahtiar Nasir pantas menangis memiliki gubernur seperti Ahok,” kata pengamat media Adian Husaini, dalam acara Ulasan Media di Radio Dakta 107 FM, Selasa pagi ini.
 
Seperti diberitakan sejumlah media, Gubernur DKI Jakarta DKI Basuki Tjahaja Purnama mengaku, bahwa ia  menyimpan banyak jenis minumas di kulkas rumahnya, termasuk minuman keras. 
 
Tetapi, katanya, itu bukan untuk diminum sendiri, melainkan untuk menjamu para tamu, termasuk tamu asing.  Hal itu disampaikan Ahok menanggapi ramainya berita yang menampilkan foto minuman keras di meja makan rumahnya pada jamuan makan malam dengan para tim pendukungnya, Jumat (8/4/2016) malam.
 
"Kamu mau wine, mau bir, mau sirup, mau jus, kulkas saya penuh. Jadi, Anda kalau mau bir, mau apa, silakan kalau datang bertamu di rumah saya," kata pria yang biasa disapa Ahok ini di Balai Kota, Senin (10/4). 
 
Beberapa hari sebelumnya, tentang saham Pemda DKI di perusahaan bir, Ahok juga mengatakan: “Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada enggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho," kata Ahok.
 
Menyampaikan analisisnya tentang pernyataan Ahok tersebut, Adian menyatakan, “Sepatutnya Ahok tahu diri dan punya perasaan, bahwa rakyatnya 80 persen muslim. Pernyataan itu sangat sombong, angkuh, mentang-mentang sedang berkuasa,” kata Adian.
 
Adian juga menyatakan keyakinannya, bahwa para ulama di Jakarta semakin menjerit batinnya; mendengar dan menyimak pernyataan Ahok soal minuman keras seperti itu. 
 
“Saya bisa memahami jika Kyai Bahtiar Nasir, Kyai Abdul Rosyid Abdullah Syafii, dan para ulama Jakarta lainnya menangis dan menjerit batinnya,” lanjut Adian.
 
Adian mengkritik logika Ahok.  “Memang minum bir tidak mati. Makan babi juga tidak mati. Makan duit korupsi juga tidak mati. Kenapa logika seperti ini yang dimainkan?”   Sepatutnya, saran Adian, Ahok tahu sopan santun. Tidak perlu menantang-nantang umat Islam dalam soal miras seperti itu.   
 
Apalagi, lanjut Adian, pada saat yang sama, media massa memuat berita tentang Kebijakan Gubernur Papua yang melarang produksi dan peredaran miras di seluruh Papua.  
 
Meskipun mayoritas rakyatnya beragama Kristen, Gubenur Papua memahami dampak buruk dari minuman keras, sehingga berani mengeluarkan kebijakan yang sangat tidak mudah tersebut.
 
Pada akhir ulasannya, Adian mengingatkan adanya hadits Nabi Muhammad saw, bahwa kalau umat Islam meninggalkan aktivitas amar makruf nahi munkar, maka mereka akan diberi pemimpin yang merupakan orang-orang yang paling jahat diantara mereka. 
 
Karena itu, kata Adian, umat Islam Jakarta khususnya, harus melakukan introspeksi serius, mengapa sampai diuji oleh Allah SWT, memiliki gubenur DKI seperti itu.
Acara Ulasa Media Radio Dakta mengudara setiap Hari Senin-Jumat pukul 06.30-07.00 WIB, di Dakta 107 FM atau livestreaming www.dakta.com.
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 1864 Kali
Berita Terkait

0 Comments