DAKTACOM: Harga-harga minyak terus merosot hari Selasa (31/3) sementara para investor menunggu hasil perundingan nuklir Iran yang bisa mendorong minyak mentah Iran membanjiri pasar global yang sudah melimpah.

Iran dan enam negara besar dunia menetapkan hari Selasa sebagai batas waktu untuk menyetujui kerangka kerja yang bisa menentukan elemen-elemen penting bagi kesepakatan guna menghentikan program nuklir Iran sebagai imbalan bagi pencabutan sanksi ekonomi atas negara itu.

Banyak pengamat minyak khawatir jika sanksi-sanksi tersebut dicabut, Iran yang memiliki 10 persen cadangan minyak dunia dan hampir seperlima (20 persen) cadangan gas global akan meningkatkan produksi dan ekspornya sehingga menambahpersediaan minyak dunia yang sudah melimpah itu.

Harga minyak merosot sampai hampir separuh sejak musim panas lalu karena kelebihan pasokan dan menurunnya permintaan. Para analis memperkirakan kini ada kelebihan pasokan sekitar 1,5 juta barrel per hari dibandingkan dengan permintaan.

Meski demikian para pengamat dari Citgroup Inc memperkirakan murahnya harga minyak tidak akan banyak berpengaruh pada pertumbuhan energi yang terbarukan dalam jangka panjang.

Minyak menghasilkan sekitar 5% listrik dunia dan tidak bersaing langsung dengan listrik tenaga angin dan surya. Hari Senin para periset Citigroup melaporkan hanya 11 negara di dunia yang mendapat 20 % listriknya dari minyak, terutama negara-negara di Timur Tengah dan Karibia.*