JAKARTA_DAKTACOM: Lembaga Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia melihat bahwa tingginya target penerimaan pajak di tahun 2015 yang justru gagal dicapai harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah.

"Jika target yang over optimistic kembali dipatok di tahun  2016 tanpa dibarengi upaya luar biasa dalam  meningkatkan penerimaan, maka pertumbuhan ekonomi 2016 yang  diprediksi lebih tinggi dari tahun 2015 berpotensi tertahan," tulis CORE Indonesia dalam rilisnya yang diterima Dakta, Senin (4/1).

Target penerimaan perpajakan di APBNP 2015 sebesar Rp 1.489 Trilyun yang hingga bulan Oktober baru mencapai Rp 894 Trilyun atau 60% dari target sejak awal diprediksi akan sulit dicapai.

Hal ini disebabkan kenaikan target penerimaan pajak tersebut lebih tinggi 30% dari target tahun sebelumnya, hal ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi 2015 yang lebih rendah dari 2014.

CORE sendiri juga menilai bahwa langkah yang ditempuh Direktorat Jederal Pajak dalam menaikkan penerimaan pajak masih bersifat biasa saja.

"Padahal banyak persoalan fundamental dalam sektor perpajakan seperti rendahnya rasio basis pajak terhadap penduduk, rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan kebocoran penerimaan pajak terutama dari restitusi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai," ungkap rilis CORE.

Pemerintah pun dihimbau agar jangan sampai upaya menggenjot penerimaan pajak demi mencapai target justru menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi tahun depan.