Nasional /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 04/09/2024 11:00 WIB

Tekad Riri, Satu-satunya Srikandi Carek UI: Peran UI sebagai Kampus Inklusif dalam Menyediakan Pendidikan bagi Semua

UI
UI

DAKTA.COM _ Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) Universitas Indonesia (UI) sudah mengumumkan bakal calon rektor UI tahun 2024-2029. Dikutip dari laman resmi Pemilihan Rektor UI, sudah ada 13 nama bakal calon rektor UI 2024-2029. Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari MM. MSc. adalah satu-satunya srikandi Calon Rektor UI 2024-2029 yang menjadi angin warna tersendiri. Sejatinya, perguruan tinggi yang menjadi inkubator untuk melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan memberi kesempatan bagi semua orang.

 
"Saya percaya bahwa pendidikan tinggi harus menjadi platform yang inklusif dan adil, di mana setiap individu, baik seluruh masyarakat, untuk memiliki akses yang sama untuk berkembang, termasuk pada Perempuan dan Disabilitas" ujar Prof. Riri, saat memberikan pernyataan kepada media di Depok pada Rabu, (4/9/2024). 
 
Bukti masih adanya kesenjangan gender di pendidikan tinggi juga terlihat dari hasil penelitian UNESCO bersama Times Higher Education (THE) yang dipublikasikan pada Maret 2022. Laporan tersebut menyebutkan, banyaknya jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan tidak serta-merta menjadi indikator keterwakilan yang cukup di pendidikan tinggi, apalagi untuk posisi kepemimpinan. Jumlah perempuan yang berhasil menjadi akademisi senior (profesor, dekan, dan posisi struktural lainnya) kurang dari dua perlima. Sementara jumlah perempuan yang menjadi penulis laporan riset juga masih sangat sedikit.
 
Diennaryati Tjokrosuprihatono, mantan Wakil Dekan FPsikologi UI meyakini: ”Sebagai satu-satunya perwakilan perempuan calon rektor UI, Prof. Riri juga mampu memperkuat posisi UI sebagai pelopor dalam bidang keberlanjutan kampus dengan inisiatifnya melalui program UI GreenMetric.”
 
Diennaryati menambahkan, program yang dimulai sejak tahun 2010 ini bertujuan untuk menilai dan mempromosikan praktik-praktik ramah lingkungan di berbagai universitas di seluruh dunia. Saat ini, UI GreenMetric telah diikuti oleh lebih dari 1183 universitas dari 81 negara samapai 2023, menjadikannya salah satu sistem pemeringkatan kampus hijau paling berpengaruh di dunia. Prof. Riri, yang juga menjabat sebagai Ketua UI GreenMetric, terus mendorong kampus-kampus di Indonesia dan internasional untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
 
"UI GreenMetric bukan hanya tentang peringkat, tetapi tentang menciptakan budaya keberlanjutan di seluruh kampus, yang akan memberi dampak positif jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat," jelas Diennaryati, Duta Besar Indonesia untuk Ecuador 2015-2019
 
Selain dikenal sebagai seorang akademisi dan ilmuwan teknologi informasi, Prof. Riri juga sosok pemimpin perempuan yang inspiratif. Perempuan kelahiran Sumatera Barat ini, telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengembangkan teknologi informasi di Indonesia, sambil tetap memelihara kecintaannya pada dunia seni. 
 
“Selain perannya sebagai guru besar di Universitas Indonesia, Prof. Riri juga aktif dalam berbagai kegiatan seni, termasuk mendirikan Komunitas Pembaca dan Penulis Puisi Indonesia. Melalui berbagai prestasi dan inisiatifnya, Prof. Riri terus menjadi panutan bagi generasi muda, khususnya perempuan, untuk terus berkarya dan berinovasi.” Ujar Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si Ketua Komite III DPD RI sekaligus Ketua  Majelis Alimat Indonesia
 
"Seni dan sains tidaklah terpisah, keduanya saling melengkapi dalam membentuk pemikiran kreatif dan inovatif," ujar Taufik Ismail yang mengetahui rekam jejak Riri sebagai inisiator dari Komunitas Pembaca dan Penulis Puisi Indonesia (Poetry Reading dan Writing Society of Indonesia-PRWSI) UI.
 
Kepeduliannya terhadap talenta anak muda yakni para mahasiswa tidak perlu diragukan, termasuk pada disabilitas. Menurutnya, beberapa hasil studi para ilmuwan menunjukkan, dalam setiap populasi ada 5-10 persen di antaranya yang memiliki bakat tertentu. Bakat yang terpendam ini harus ditemukan, dibina, dan dikembangkan, sehingga menghasilkan capaian maksimal, bahkan pada calon pemimpin bangsa disabilitas yang memiliki berbagai kelebihan yang harus diasah.
 
"Tugas kita sebagai pendidik adalah menemukan, membina, dan mengembangkan bakat-bakat ini sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka, dengan membangun grand design manajemen talenta nasional, kita bisa memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap bersaing di panggung global," tutup Riri.
Reporter : Warso Sunaryo
- Dilihat 236 Kali
Berita Terkait

0 Comments