Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Sabtu, 15/04/2023 07:11 WIB

Tasyakuran Hari BPR Syariah; Asbisindo Launching Tagline BPR Syariah Sahabat UMKM

foto bersama Tasyakuran Hari BPR Syariah
foto bersama Tasyakuran Hari BPR Syariah
BEKASI, DAKTA.COM - Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) pada Jumat (14/4) sore, menggelar Tasyakuran Hari BPR Syariah beretama; Membangun sinergi dan mengembangkan inovasi dan mengakselerasi pertumbuhan BPRS yang lebih berkualitas di Aula Kantor BPRS Artha Madani, Kota Bekasi.  
 
 
Dalam kesempatan baik itu, dirangkai pula buka puasa bersama dan santunan anak yatim serta launching tagline BPR Syariah Sahabat UMKM. 
 
 
Ketua Umum DPP Kompartemen BPR Syariah Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Cahyo Kartiko menjelaskan, pihaknya tengah menyusun skema pembiayaan kepada pelaku usaha. Menurutnya, melihat jumlah kelompok (kluster) UMKM dimasyarakat cukup banyak harus segera ditata agar mudah dalam pengawasannya di lapangan.
 
 
Menurutnya, akan lebih mudah memberikan pelayanan melalui jejaring atau asosiasi masing-masing kelompok usahanya. "Kita ingin bersama - sama menciptakan pasar. Pasar ini agak unik memang, di bank syariah dibanding pasar-pasar konvensional. Karena kami dilarang menjual 'uang' seperti kredit, maka kita akan membuat model pemberdayaan UMKM itu dengan pendekatan syariah," papar Cahyo kepada Dakta sesuai acara.
 
 
Ia menegaskan, upaya pendekatan itu pihaknya akan membangun kluster - kluster UMKM sehingga pengawasan permohonan pengajuan bantuan barang dan jasa lebih terkontrol.
 
 
"Sebenarnya beberapa sudah terbentuk kluster itu seperti kluster pengusaha tahu/tempe, pengusaha boneka dan pengusaha warteg," ucap Cahyo.
 
 
Ia menilai dengan pengelompokan usaha seperti kelompok pengusaha warteg akan berbeda bentuk permohonan pengajuannya ke perbankan. "Misal pengusaha warteg butuh sembako, kita bisa siapkan itu. Sembako itu kan beras, minyak goreng, gula pasir dan sebagainya dan kita nanti punya chanel. Maka kita bisa kerja sama lagi, untuk pengadaan sembako tadi itu. Dan kalau jumlahnya besar jadi bisnis tersendiri," papar Cahyo yang juga Direktur Utama BPRS Artha Madani.
 
 
Lalu mengapa harus dibentuk kluster pengusaha? Menurutnya, hal itu agar efisien dalam pendampingan usaha. "Kalau bisa, misal satu kluster itu 100 pengusaha. Kebutuhannya apa kita penuhi. Dan itu lebih efisien dan kita jadi bisa melihat profil resikonya. Dan gak lagi, maju satu-satu ke BPR Syariah," jelas Cahyo.
 
 
"Kalau kita bicara perencanaan ke depan, kita harus menata dan mengatur. Kalau sekarang kan, seolah-olah kalau ada dilayani kalau tidak ada ya sudah. Kalau ini tidak. Kita harus menciptakan segmen pasar yang baru dan cocok dengan karakteristik dan kemampuan BPRS," lanjut Cahyo.
 
 
Melalui penataan kelompok pengusaha-pengusaha tersebut, diharapkan ada BPRS spesialis dalam membantu masyarakat sesuai segmen kerjanya. "Misal ada BPRS spesialis properti, spesialis transportasi dan industri kecil. Dan bisa dibayangkan UMKM disektor makanan banyak sekali artinya dari kacamata kita sebagai industri perbankan itu punya potensi besar," kata Cahyo.
Reporter : Warso Sunaryo
Sumber : jaenuddin ishaq
- Dilihat 864 Kali
Berita Terkait

0 Comments